SOLOPOS.COM - Osteoporosis dapat terjadi pada siapa saja dengan faktor yang berbeda. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO —Tulang keropos atau osteoporosis merupakan kondisi dimana tulang mengalami penurunan jumlah massa serta mengalami penipisan.

Osteoporosis bahkan dapat terjadi pada siapa saja dengan faktor yang berbeda. Untuk itu penting mengetahui seluk-beluk osteoporosis guna mencegah lebih dini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melansir dari laman resmi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo, rso.go.id, Selasa (30/5/2023), osteoporosis sering terjadi pada usia 50 tahun ke atas, terutama pada wanita. Menurut data Kemenkes RI, prevalensi osteoporosis di Indonesia sebesar 23% pada wanita berusia 50-80 tahun, dan 53% pada wanita berusia 80 tahun ke atas.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan sejumlah gejala baik ringan hingga fatal. Untuk gejala ringan misalnya nyeri saat berjalan atau saat tulang digerakkan. Sedangkan gejala fatalnya adalah patah tulang karena tulang mengalami kerapuhan.
Disebutkan, lokasi tulang yang sering mengalami efek dari kerapuhan adalah pada tulang belakang bagian bawah, tulang pinggul, dan pergelangan tangan.

Ada beberapa macam osteoporosis, di antaranya adalah osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder. Osteoporosis primer atau yang biasa disebut dengan osteoporosis tipe 1, merupakan osteoporosis yang umumnya paling banyak terjadi karena terjadi pada wanita usia lanjut atau mulai memasuki fase menopause. Penyebab utama osteoporosis primer adalah menurunnya hormon estrogen pada wanita dan hormon androgen pada pria. Hal itu yang akan menyebabkan tulang mengalami proses pengapuran.

Sedangkan osteoporosis sekunder atau yang biasa disebut osteoporosis tipe 2, merupakan osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit atau konsumsi obat-obatan tertentu. Beberapa penyakit yang rentan terserang osteoporosis tipe sekunder antara lain diabetes, lupus, ginjal, liver, dan kelainin bawaan lahir.

Osteoporosis merupakan suatu kondisi yang dapat terjadi oleh siapa saja dengan faktor yang berbeda. Untuk itu, penting untuk mengetahui faktor risiko serta gejala dini penderita osteoporosis.

Jenis pengobatan osteoporosis yang dapat lakukan di antaranya adalah:

1. Osteoporosis nonhormonal, seperti Bifosfonat, Denosumab, serta suplemen vitamin D dan kalsium.
2. Osteoporosis hormonal, dapat dilakukan terapi hormonal seperti Selective estrogen receptor modulators (SERMs), hormon testosteron, hormon parathyroid, HRT (Hormone replacement therapy),

Sedangkan untuk mencegah osteoporosis, ada beberapa cara yang dapat dilakukan:

1. Asupan gizi tinggi kalsium dan makanan bergizi

“Kalsium direkomendasikan sebanyak 1.000 mg untuk wanita berusia 19-50 tahun dan ibu hamil serta menyusui, 1000 mg untuk pria 17-70 tahun, 1200 mg bagi pria diatas 70 tahun,” bunyi keterangan dalam artikel tersebut. Bagi wanita lansia dianjurkan untuk memenuhi asupan kalsium sebanyak 1.200 mg. Itu bisa didapatkan dari beberapa jenis makanan atau minuman seperti susu kedelai/susu almond, tempe, tahu, ikan, kacang-kacangan dan brokoli.

2. Mencukupi vitamin D

Direkomendasikan agar vitamin D dikonsumsi sebanyak 600-800 IU. Vitamin D berfungsi untuk meningkatkan kadar penyerapan kalsium di dalam usus serta mengatur kadar kalsium agar tidak terlalu rendah dan kesehatan tulang akan tetap terjaga dan terbebas dari osteoporosis.

Cara paling sederhana untuk mendapatkan vitamin D adalah berjemur di pagi hari setiap 5-15 menit setiap 2-3 kali seminggu. Namun jangan lupa untuk melindungi tubuh dengan tabir surya (sunblock) agar terhindar dari kanker kulit. Vitamin D dapat diperoleh dari berbagai jenis sumber makanan dan minuman seperti susu dan ikan-ikanan. Dapat juga mengonsumsi suplemen vitamin D setiap harinya untuk tetap mempertahankan kadar vitamin D dalam tubuh.

3. Olahraga teratur dan aktif bergerak

Olahraga secara teratur dapat meningkatkan massa otot dan mengurangi risiko fraktur sebesar 40%. Untuk mengurangi risiko osteoporosis, olahraga dengan intensitas gerak ringan-sedang sangat disarankan, seperti jalan sehat, senam, yoga, bersepeda, dan berenang.

4. Hindari merokok dan minum minuman alkohol, serta kafein berlebih

Kebiasaan merokok, minum alkohol, sampai mengkonsumsi minuman kafein seperti kopi dalam frekuensi sering akan berdampak pada kesehatan tulang. Zat nikotin didapatkan di dalam rokok memberikan efek toksik langsung pada osteoblast yang akan menyebabkan meningkatnya risiko patah tulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya