SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Ratusan siswa mengelilingi spanduk yang dibentangkan pada meja di tengah halaman SMPN 2 Karangnongko, Desa Logede, Kecamatan Karangnongko, Klaten, Selasa (29/1/2019) siang. Satu per satu pejabat yang berdatangan ke sekolah setempat menandatangani spanduk dengan bagian tepi bertuliskan “Deklarasi Anti Sampah Plastik”.

Seusai spanduk penuh dengan tanda tangan, mereka beramai-ramai menerbangkan balon. Riuh tepuk tangan menggema di tengah SMP yang berada di lereng Merapi tersebut. Berbagai tulisan menghiasi pangkal balon salah satunya Bisa (Bersih, Indah, Sehat, Asri).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penandatanganan spanduk hingga penerbangan balon tersebut bagian dari peringatan ultah ke-21 SMPN 2 Karangnongko Klaten.
Kampanye tentang gerakan peduli lingkungan beberapa tahun terakhir menjadi agenda rutin saban sekolah tersebut memperingati ultah. Peringatan ultah tahun ini, sekolah setempat meluncurkan gerakan Bunga Sejuta Warna dengan menanam aneka bunga di berbagai sudut sekolah hingga deklarasi antisampah plastik.

Deklarasi didengungkan guru hingga siswa sekolah setempat bersamaan dengan puncak peringatan ultah. Poin deklarasi di antaranya mengurangi sampah plastik, melakukan 3R (reduce, reuse, recycle), membawa tempat atau botol air minum sendiri, serta membawa piring kecil/lepek/mangkok/wadah tertentu sebagai pengganti kantung plastik.

“Kami kampanyekan gerakan ini karena kami sebagai sekolah Adiwiyata prihatin dengan banyaknya jajanan yang dikemas dengan plastik. Sampah plastik menjadi masalah di mana-mana,” kata Kepala SMPN 2 Karangnongko, Anik Ariastuti, saat ditemui di sela-sela deklarasi.

Bentuk kampanye diet plastik di SMP setempat beragam. Anik mencontohkan dengan mengajak 530an siswa serta guru membawa wadah sendiri seperti botol, mug, atau gelas plastik yang bisa digunakan berulang kali untuk minum. “Ketika ada sampah plastik berserakan, siswa dan guru sesegera mungkin membersihkan dan memasukkannya dalam satu kantung,” kata dia.

Cara lain yakni mengajak pengelola kantin sekolah mulai mengurangi menjual jajanan berbungkus plastik. Saat ini, pengelola sekolah setempat rutin melakukan sosialisasi ke tiga pengelola kantin untuk mengganti aneka jajanan berbungkus plastik dengan jajanan berbungkus daun.

Minuman yang dijual juga diarahkan tak menggunakan plastik melainkan menggunakan wadah yang dibawa sendiri-sendiri oleh siswa. “Bisa saja jajanan di kantin sekolah diganti dengan jajanan tradisional berbungkus daun. Untuk mengubah hal itu memang perlu dilakukan secara perlahan,” tutur dia.

Anik mengatakan diet plastik tersebut dilakukan sebagai salah satu pendidikan karakter kepada siswa. Selain itu, diet sampah plastik dimaksudkan mendukung target penurunan sampah plastik di Indonesia.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, Sri Nugroho, mengatakan kampanye diet sampah plastik bakal terus digulirkan ke sekolah lain dari tingkat SD hingga SMP. Selain diet sampah plastik, kampanye lain yakni menggencarkan kegiatan penanaman bunga di sekolah. “Tentu saja dengan gerakan diet sampah plastik itu mendidik siswa disiplin. Di sisi lain, gerakan ini membentuk karakter siswa agar mereka peduli dengan kebersihan lingkungan,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya