SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasien stroke (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Penderita stroke di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Tidak semua pasien stroke dirawat di rumah sakit. Tidak sedikit pasien stroke mendapatkan perawatan di rumah.

Enny Mulyatsih, perawat yang telah berpengalaman merawat pasien stroke sejak 1996 di Unit Stroke RSCM Jakarta menyatakan anggota keluarga pasien stroke memiliki peran besar dalam perawatan pasien di rumah.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

”Keluarga dan pasien dapat menggunakan sumber-sumber yang ada di masyarakat untuk membantu pasien pasca-stroke beradaptasi dengan keadaan dirinya, antara lain dengan ikut kegiatan di klub stroke yang diselenggarakan oleh Yayasan Stroke Indonesia,” sebut dia sebagaimana dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, beberapa waktu lalu.

Waspada Superspreader! Faktor Utama Penyebaran Virus Corona

Ekspedisi Mudik 2024

Dia menyebut stroke merupakan penyebab utama kecacatan pada kelompok usia 45 tahun ke atas. Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks dari segi kesehatan, ekonomi, sampai sosial.

Hal ini menjadikan pentingnya penanganan yang komprehensif, termasuk upaya pemulihan dalam jangka lama bahkan sepanjang sisa hidup pasien.

Enny menyebut penanganan pasien stroke dari segi neurologik yaitu usaha mencegah kerusakan sel otak yang lebih luas sampai fungsi yang lebih efektif dari sel-sel otak yang semula pasif atau menjadi hipoaktif.

Tagihan Listrik Bengkak, Tenang Bayar Bisa Dicicil

Perhatian menjadi kunci utama bagi keluarga yang melakukan perawatan pasien stroke. Anggota keluarga akan sangat memengaruhi respons pasien terhadap keadaan yang dideritanya. Mereka ikut berperan terhadap keberhasilan dan kegagalan upaya pemulihan.

”Pada awal setelah terjadinya stroke, pasien merasa bingung dan mengalami ketergantungan yang sangat besar terhadap orang lain. Untuk itu diperlukan seorang pengasuh atau care giver yang dapat membantu pasien saat pasien membutuhkan pertolongan dan membantu melatih pasien secara bertahap untuk mencapai kemandirian,” ujar dia.

Tenaga Pengasuh

Dia menyebutkan setelah pasien stroke mendapatkan penanganan medis di RS ada persiapan khusus sebelum diperbolehkan pulang. Sejak tahap awal fase pemulihan, keluarga pasien stroke harus mengambil peran dalam perawatan di rumah.

Namun, pada awal-awal pasien stroke mendapatkan perawatan di rumah bisa menggunakan tenaga pengasuh pada tiga bulan pertama.

Pengasuh ini punya peran untuk menyiapkan kamar tidur, tempat tidur, meja di samping tempat tidur, kursi dan kursi roda, kamar mandi, pakaian pasien, sampai alat kesehatan dan alat nonmedis sesuai kebutuhan pasien.

Unik! Sambut New Normal, Pencet Tombol Lift di Sleman City Hall Pakai Kaki

Selama perawatan pasien stroke di rumah, keluarga bisa mengambil peran yaitu membantu meningkatkan kemampuan pasien untuk mandiri.

Selain itu juga meningkatkan rasa percaya diri pasien, meminimalkan kecacatan menjadi seringan mungkin, serta mencegah terjadinya serangan ulang stroke.

Dia menyebut keluarga harus siap menghadapi berbagai kemungkinan saat melakukan perawatan pasien stroke di rumah. Ada beberapa kemungkinan masalah kesehatan yang timbul dari pasien stroke, yaitu:

  • Kelumpuhan/kelemahan separo badan atau hemiparese
  • Gangguan sensibilitas atau pasien mengalami rasa kebas atau baal
  • Gangguan keseimbangan duduk atau berdiri
  • Gangguan berbicara dan gangguan berkomunikasi
  • Gangguan menelan
  • Gangguan penglihatan
  • Gangguan buang air kecil atau inkontinensia
  • Gangguan buang air besar atau konstipasi
  • Kesulitan mengenakan pakaian
  • Gangguan memori atau daya ingat
  • Perubahan kepribadian dan emosi

Cegah Luka di Kulit

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat merawat pasien stroke di rumah. Misalnya mencegah terjadinya luka di kulit pasien akibat tekanan. Kemudian mencegah kekurangan cairan atau dehidrasi.

Keluarga juga harus membantu pasien untuk mencegah terjadinya kekakuan otot dan sendi, mencegah terjadinya nyeri bahu, termasuk memulai latihan dengan mengaktifkan batang tubuh atau torso.

Waspada DBD, Jentik-Jentik Masih Ditemukan di Bak Mandi Warga Colomadu Karanganyar

Enny menyatakan ada beberapa tips untuk mencegah stroke berulang. Pertama dengan latihan kebugaran jasmani berdiri dengan merenggangkan lengan dan kaki ketika berbicara di telepon. Kemudian jalan kaki ke toko dekat dan tentunya olah raga secara teratur.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Cut Putri Arianie mengatakan stroke menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya.

Data menunjukkan 1 dari 4 orang mengalami stroke, padahal sesungguhnya stroke dapat dicegah. ”Penyakit kardioserebrovaskuler seperti stroke dan penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan mengubah perilaku yang berisiko seperti penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat dan obesitas, kurang aktivitas fisik dan penggunaan alkhohol,” kata Cut di laman P2PTM Kemenkes.

Jus Jeruk, Solusi Sehat Mengatasi Sembelit



Namun, ketika stroke sudah menyerang, butuh peran besar keluarga untuk membantu pasien dalam perawatan termasuk saat berada di rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya