SOLOPOS.COM - Proklamasi dibacakan langsung oleh Presiden RI pertama, Ir. Soekarno, di kediamannya (kemdikbud.go.id)

Solopos.com, SOLO — Kita semua pasti kenal sosok besar dalam sejarah kelahiran Indonesia, Ir. Soekarno. Tetapi, tidak ada salahnya Solopos.com sedikit mengulas biografi Soekarno, Bapak Proklamator Indonesia yang juga Presiden pertama Republik Indonesia.

Koesno Sosrodihardjo merupakan nama kecil Ir. Soekarno. Nama itu pemberian ayahnya, Raden Soekemi Sosrodihardjo. Namun, Koesno kecil sering sakit-sakitan sehingga ayahnya memutuskan mengganti nama Koesno menjadi Sukarno. Dikutip dari laman gln.kemendikbud.go.id, Sabtu (6/8/2022), Sukarno kecil mengalami sakit malaria, disentri, dan penyakit lain.

Promosi Viral Dibanggakan Presiden Jokowi di Acara BRI, Ini Kisah UMKM Mama Muda

Pada Biografi dijelaskan bahwa Soekarno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901. Sosok yang kerap disapa Bung Karno ini­ merupakan putra dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai.

Biografi Soekarno kecil mengulas alasan ayahnya mengganti nama Koesno Sosrodihardjo menjadi Soekarno. Raden Soekemi menggemari kisah Mahabharata. Oleh karena itu, dia menamai anaknya dengan mengambil salah satu nama tokoh dalam cerita itu. Su artinya baik sedangkan Karno diambil dari nama salah satu tokoh pewayangan, yakni Karna.

Ekspedisi Mudik 2024

Karna merupakan tokoh dan pahlawan terbesar dalam kisah Mahabharata. Karna dikisahkan sangat kuat, sangat besar, setia kawan, setia pada keyakinannya, berani, sakti, dan patriot yang saleh.

Baca Juga : Ini Daftar Istri Soekarno, Ada yang dari Jawa sampai Jepang

Ayah Soekarno berharap Soekarno menjadi Karna kedua, yaitu menjadi seorang patriot dan pahlawan besar bagi rakyatnya. Dalam bahasa Jawa, huruf “a” menjadi “o”. Maka, Karna menjadi Karno.

Menurut penelusuran Solopos.com pada laman perpusnas.go.id, Rabu (3/8/2022), dalam Biografi Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia ini sejak kecil telah terbiasa jauh dari keluarga yang berdomisili di Blitar.

Berkali-kali Diasingkan

Selain Tulungagung dan Mojokerto, Soekarno menghabiskan waktunya untuk menuntut ilmu di Kota Pahlawan, Surabaya. Ia tinggal bersama HOS Tjokroaminoto yang merupakan kawan dari ayah Soekarno sekaligus Ketua Sarekat Islam pada masanya.

Bung Karno bersekolah di Hoogere Burger School. Dia lulus dari sana tahun 1920. Setelah itu Soekarno hijrah ke Bandung untuk menempuh pendidikan di Technische Hoogeschool (Sekarang ITB). Soekarno meraih gelar Insinyur pada tahun 1926.

Baca Juga : Mobil Presiden Soekarno, dari Rampasan Jepang Hingga Hadiah Rusia

Biografi Soekarno berlanjut pada tahun 1927. Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club yang merupakan awal dari terbentuknya Partai Nasional Indonesia (PNI). Tujuannya dapat memerdekakan Indonesia. Hal itu membuat dirinya ditangkap Belanda dan harus merasakan dinginnya lantai jeruji besi di Penjara Sukamiskin, Bandung, pada tahun 1929.

Dalam persidangan, Soekarno membacakan pembelaannya yang dikenal dengan Indonesia Menggugat. Soekarno dibebaskan pada akhir tahun 1931 dan bergabung dengan Partai Indonesia. Partai ini menjadi bagian dari PNI pada tahun 1932.

Soekarno lagi-lagi harus berhadapan dengan Belanda karena mengikuti organisasi tersebut. Soekarno diasingkan ke Flores, Nusa Tenggara Timur. Namun pada tahun 1938, pengasingan dipindahkan ke Bengkulu. Soekarno baru dibebaskan saat masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Jelang Proklamasi

Biografi Soekarno berlanjut pada masa Soekarno dan para tokoh semakin gencar mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Melansir dari laman Kementerian Sekretariat Negara, setneg.go.id, Rabu (3/8/2022), Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana sempat memaksa Bung karno untuk segera mengumumkan kemerdekaan pada tanggal 15 Agustus 1945.

Baca Juga : Senjata Indonesia Saat Melawan Penjajah, Bambu Runcing Paling Dikenal

Sempat terjadi perdebatan, namun kehadiran Mohammad Hatta mampu menjadi penengah saat itu. Hatta mengingatkan para pemuda untuk tak gegabah dalam mengambil keputusan.

Pada tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Mereka tak menyerah begitu saja dan kembali mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.

Ternyata, Soekarno telah merencanakan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dengan beberapa pertimbangan. Soebardjo menjemput Soekarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta.

Mereka bersama para tokoh mengolah naskah Proklamasi. Soekarno dan Hatta mendeklarasikan Kemerdekaan Indonesia keesokan harinya, Jumat tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No.56, Jakarta. Pada biografi Soekarno dijelaskan bahwa bendera Merah Putih yang dikibarkan saat itu dijahit oleh istrinya, Fatmawati. Pengibaran bendera Merah Putih dengan diiringi lagu Kebangsaan, Indonesia Raya.

Kelahiran Pancasila

Perjuangan Bapak Proklamator Indonesia tidak sampai di situ saja. Melansir dari laman kemenag.go.id, Rabu (3/8/2022), seusai kemerdekaan Indonesia, Soekarno mencetuskan 5 prinsip yang disebut Pancasila. Lima prinsip itu menjadi dasar Negara Indonesia.

Baca Juga : Profil Dr. R. Soeharto Asal Tegalgondo Klaten, Dokter Pribadi Soekarno

Konsep dasar yang dibuat Soekarno disempurnakan oleh panitia kecil pada tanggal 1 Juni 1945. Selanjutnya, 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.

Biografi Soekarno berlanjut pada momen 2 Januari 1962. Dilansur dari laman kemdikbud.go.id, Soekarno membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Akhirnya, pada tanggal 15 Agustus tercetus Perjanjian New York antara Indonesia dan Belanda terkait pemindahan kekuasaan dari Belanda ke Indonesia terkait Irian Barat atau Papua Barat saat ini. Irian Barat secara resmi menjadi bagian dari Tanah Air pada tahun 1963.



Masalah timbul pada tahun 1965. Muncul G30SPKI menyebabkan kondisi politik kala itu memanas. Dilansir dari kemdikbud.go.id, banyak pahlawan yang harus gugur pada peristiwa tersebut. Mereka mendapatkan gelar pahlawan revolusi, yakni pahlawan yang menjadi korban saat peristiwa G30SPKI.

Selang beberapa waktu, Soekarno lengser dan digantikan Soeharto. Soekarno wafat pada 21 Juni 1970. Soekarno dimakamkan di kota kelahiran ibunya, Blitar, Jawa Timur.

Baca Juga : Ratna Sari Dewi Istri Keenam Presiden Soekarno, Masih jadi WNI Demi Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya