SOLOPOS.COM - Jemaah mengikuti acara peringatan Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi di depan Masjid Ar Riyadh, Jl. Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon, Solo, Selasa (17/12/2019). (Solopos-Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsy yang diadakan di Solo, Jawa Tengah, selalu dipadati ribuan umat muslim. Hal ini pun membuat penasaran masyarakat dengan biografi sosok ulama besar tersebut.

Pada tahun ini, acara puncak Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsy ke-111 jatuh pada Selasa (15/11/2022) dari pukul 09.00-12.00 WIB di kompleks Masjid Riyadh, Jl Kapten Mulyadi, Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Peringatan Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsy di Solo digelar selama tiga hari pada 19, 20, dan 21 Rabiul Akhir. Melihat kondisi di lapangan, umat muslim begitu antusias dengan acara tersebut. Bahkan, acara ini menjadi salah satu wisata religi di Kota Solo.

Adanya Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsy di Solo ini membuat penasaran masyarakat dengan biografi ulama besar ini. Mengutip Nahdlatul Ulama dalam situs resminya, Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi adalah seorang keturunan Nabi Muhammad SAW yang lahir pada tanggal 24 Syawal 1259 Hijriah atau pada tahun 1839 Masehi di Desa Qosam, Hadhramaut, Yaman.

Baca Juga: Hukum Aqiqah bagi Orang Tua yang Tidak Mampu

Biografi Habib Ali yang Haulnya Diadakan di Solo

Habib Ali terlahir dari pasangan Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi dan Habibah Alawiyah binti Husein bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri. Nasab mulia Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi tidak perlu diragukan lagi. Sebab, dalam Manaqib Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, nasabnya tersambung melalui jalur nasabnya Ali Zainal Abidin bin Husein bin Fathimah az-Zahra binti Muhammad bin Abdillah.

Dalam biografi Habib Ali bin Muhammad Al Habsy diceritakan ketika Habib Ali berusia tujuh tahun, ayahnya pindah ke Kota Makkah bersama ketiga anaknya yang sudah dewasa yakni Abdullah, Ahmad, dan Husein.

Saat Habib Ali berumur 11 tahun, bersama sang ibu hijrah ke Seiwun untuk memperdalam ilmu fiqih dan ilmu-ilmu lainnya. Kepindahan tersebut sesuai apa yang diperintahkan Habib Umar bi Hasan bin Abdullah Al-Haddad.

Habib Ali dibesarkan di bawah asuhan dan pengawasan kedua orang tuanya. Pada usia yang amat muda, Habib Ali Al-Habsyi telah mempelajari dan mengkhatamkan Al-Qur’an dan berhasil menguasai ilmu-ilmu dzahir dan batin sebelum mencapai usia yang biasanya diperlukan untuk itu. Sehingga sejak saat itu dirinya diizinkan oleh para guru dan pendidiknya untuk memberikan ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian di hadapan masyarakat.

Baca Juga: Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Jadi Spot Foto, Begini Hukumnya Menurut Islam

Hal ini membuat Habib Ali menjadi pusat perhatian dan kekaguman serta memperoleh tempat terhormat di hati setiap orang. Habib Ali kemudian mendapatkan mandat kepimpinan di setiap majelis ilmu, lembaga pendidikan serta pertemuan-pertemuan besar yang diadakan pada masa itu.

Dalam biografinya, disebutkan Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi melaksanakan tugas-tugas suci yang dipercayakan padanya dengan sebaik-baiknya. Beberapa di antaranya, menghidupkan ilmu pengetahuan agama yang sebelumnya banyak dilupakan, mengumpulkan, mengarahkan, dan mendidik para siswa agar menuntut ilmu.

Ketika berusia 37 tahun, Habib Ali membangun ribath (pondok pesantren) pertama di Hadramaut, untuk para penuntut ilmu dari dalam dan luar kota. Ribath menyerupai masjid terletak di sebelah timur halaman masjid Abdul Malik. Biaya orang-orang yang tinggal di ribath beliau tanggung sendiri.

Baca Juga: Setelah Diresmikan, Simak 11 Adab ketika Berada di Masjid Sheikh Zayed Solo

Saat berusia 44 tahun, beliau membangun Masjid Riyadh di Kota Seiwun, pada tahun 1303 H. Pada bulan Syawal 1305 H, Habib Ali menggubah sebuah syair tentang Masjid Riyadh. Beliau berkata “Dalam Masjid Riyadh terdapat cahaya rahasia dan keberkahan Nabi Muhammad SAW.

Ketika usia beliau menginjak 68 tahun, beliau mengarang sebuah kitab maulid yang diberi nama Simtud Durar. Sebuah kitab maulid yang masyhur dan penuh berkah hingga kini dibaca di Hadramaut, Indonesia, dan Afrika. Beliau mengarang kitab ini pada Kamis, 26 Shafar 1327 dan menyempurnakannya pada 10 Rabiulawwal 1327 Hijriyah

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi meninggal pada 20 Rabiuts Tsani 1333 H. Pada tahun-tahun terakhir menjelang wafatnya, penglihatan Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi semakin kabur.

Habib Ali Al-Habsyi meninggalkan lima anak, empat laki-laki dan seorang putri dari dua istri. Yang pertama seorang wanita Qosam (bernama Abdullah) dan Syarifah Fatimah binti Muhammad Maulakhela (Muhammad, Ahmad, Alwi dan Khadijah).

Baca Juga: Sosok di Balik Kemegahan Edutorium UMS yang Jadi Lokasi Muktamar Muhammadiyah

Di antara anaknya tersebut ada yang menetap di Kota Solo, Jawa Tengah, Indonesia, yaitu Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi (ayah dari Habib Anis bin Alwi Al-Habsyi). Habib Alwi bin Ali pun menyelenggarakan haul Habib Ali di Kota Solo.

Alhasil, masyarakat dari berbagai daerah setiap tahunnya datang berbondong-bondong menghadiri haul tersebut. Habib Alwi membangun Masjid Riyadh di Solo pada tahun 1355 H yang kini menjadi tempat pelaksanaan haul Habib Ali Al-Habsyi.

Kini, masjid tersebut ramai dikunjungi jamaah. Beliau juga menyelenggarakan kegiatan ibadah dan taklim yang biasa diamalkan oleh ayahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya