SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Pelatih tim nasional Indonesia Bima Sakti meminta semua pemangku kepentingan sepak bola nasional untuk tidak saling menyalahkan terkait kegagalan skuatnya lolos dari fase grup Piala AFF 2018. Dia lebih menyorot pembinaan sepak bola usia muda Indonesia yang tertinggal.

“Saat ini yang harus dilakukan adalah mencari solusi terbaik untuk tim nasional,” ujar Bima usai laga terakhir Grup B Piala AFF 2018 kontra Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (25/11/2018) malam.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Bima menegaskan dirinya bertanggung jawab penuh untuk performa Indonesia di Piala AFF 2018. Namun, soal timnas bukanlah soal Piala AFF 2018 atau turnamen internasional semata. Yang terpenting dari sebuah timnas, menurut Bima, adalah upaya untuk membentuk skuat yang kuat dan berkelanjutan. Caranya, dengan membenahi kompetisi sepak bola usia muda.

Bima Sakti pun membandingkan kondisi Indonesia dengan Swedia, negara tempat dia bermain pada musim 1995-1996. Di periode itu, Bima merumput di skuat muda salah satu klub terbesar di Swedia, yakni Helsingborg.

“Pada tahun 1995-1996, saya menyaksikan bagaimana liga Swedia menjalankan kompetisi usia muda serentak dengan liga tertinggi. Ketika klub Helsingborg bermain di akhir pekan, tim muda Helsingborg juga turut berkompetisi. Bayangkan, itu tahun 1995-1996,” kata dia.

Situasi sebaliknya terjadi di Indonesia yang baru memiliki liga U-16 mulai 2018 dan liga U-19 mulai 2017. Padahal, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah berdiri sejak tahun 1930.

Bima menambahkan ketiadaan kompetisi juga yang menjadi alasan mengapa pelatih timnas sebelumnya, Luis Milla, harus mengajarkan pemain timnas U-23 Indonesia tentang teknik dasar bermain sepak bola. Misalnya, pelatih harus mengajarkan posisi badan ketika menerima bola, kapan harus melepaskan umpan silang, dan sebagainya.

“Di timnas U-21 Spanyol yang menjuarai Piala U-21 Eropa pada 2011, Luis Milla tidak perlu menjelaskan hal-hal seperti itu kepada pemainnya yang ketika itu seperti Juan Mata, Thiago Alcantara. Anak asuh Luis Milla sudah mendapatkan pelajaran tersebut di kompetisi level klub,” tutur Bima.

Tidak ada yang instan dalam pembentukan tim nasional, kata Bima Sakti. Semua butuh proses dan tidak boleh berhasrat langsung juara dengan cara-cara instan.

Laga terakhir Grup B Piala AFF 2018, timnas Indonesia yang sudah dipastikan tersingkir dari turnamen, versus Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu, berakhir seri dengan skor 0-0.

Hasil ini membuat Filipina lolos ke semifinal Piala AFF 2018 sebagai peringkat kedua grup. Mereka mendampingi juara Grup B Thailand yang di laga lain menaklukkan Singapura dengan skor 3-0 di Stadion Rajamangala, Bangkok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya