SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)

Harianjogja.com, JOGJA-Jogja dan Melaka berkolaborasi merilis Penerbitan Prangko Cetak Tindih dan Sampul Peringatan, “Melaka & Jogja : The City of Museums”.

“Ini baru pertama terjadi di dunia. Dua kota dari dua negara, bersama-sama menerbitkan prangko khusus terkait isu museum,” ujar Direktur Ritel and Property Pos Indonesia Setyo Riyanto.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kolaborasi ini tidak hanya menjadi bagian dari peringatan hari Internasional Museum Day pada 18 Mei lalu, tetapi juga upaya mempererat hubungan antarmanusia.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ada kesamaan kota Melaka dengan Jogja di mana sama-sama memiliki museum yang banyak. Jogja memiliki 47 museum di Jogja atau 15% di seluruh Indonesia dan Melaka memiliki 32 museum. Koleksi (prangko) ini bisa menjadi koneksi masyarakat dunia,” tutur Setyo di Museum Sonobudoyo, Sabtu (24/5/2014).

Sebagai kota yang memiliki banyak Museum, baik Jogja maupun Melaka memiliki satu kesamaan dan tujuan serta problematika yang tak jauh berbeda saat ini. Banyak generasi muda yang menilai museum tak lagi menjadi tempat yang menyenangkan. Menganggap museum sebagai tempat yang “kuno” dan membosankan.

“Padahal, dengan mengunjungi dan belajar di museum juga sekaligus mengenal dan mempelajari sejarah bangsa,” ujar Pengurus Daerah Perkumpulan Filatelis Indonesia DIY Nashrul Jihadan.

Penerbitan Prangko Cetak Tindih dari masing-masing negara tersebut, ujar Uul sapaan akrab Nashrul, disepakati sekaligus mempromosikan museum masing-masing. Masing masing kota menyelipkan lima museum. Jogja menampilkan Bebadan Museum Kraton Ngayogyakarta, Museum Seni dan Budaya Ullen Sentalu, Museum Sonobudoyo, Museum Benteng Vredeburg, Museum Pendidikan Indonesia. Sementara Melaka, menampilkan Museum Tun Yang Tertinggi, Bangunan Stadhyus, HangTuah Centre, Museum Samudera, dan Museum Prangko.

“Di Indonesia, prangko ini hanya dicetak 10.000 lembar saja. Sementara di Malaysia, dicetak 35.000 lembar saja,” jelas Uul.

Dia berharap, terbitnya prangko edisi terbatas itu mampu membangkitkan semangat mengunjungi dan belajar museum atau mengoleksi benda filateli serta menjadikan prangko sebagai media promosi pariwisata yang efektif. Semoga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya