SOLOPOS.COM - Bambu terpasang di salah satu ruang kelas di SDN 1 Bumiharjo, Kecamatan Kemalang, Senin (18/7/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Atap tiga ruang di SDN 1 Bumiharjo, Kecamatan Kemalang disangga bambu. Kondisi di salah satu SD wilayah lereng Gunung Merapi tersebut sudah terjadi selama beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, ada dua ruang kelas dan satu ruang guru yang disangga bambu petung. Ada dua bambu yang berdiri di masing-masing ruang untuk menyangga atap ruangan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kelas IV terdiri dari 13 siswa sementara kelas IV terdiri dari 21 siswa. Jumlah total siswa di sekolah tersebut sebanyak 109 orang.

Kepala SDN 1 Bumiharjo, Idha Rohmah Wati, tak mengetahui secara pasti sejak kapan ada bambu yang terpasang di tengah dua ruang kelas dan satu ruang guru sebagai penyangga atap. Sejak ia menjabat sebagai kepala SD, April 2022, bambu itu sudah ada di tengah ruangan.

Idha mengaku tak ada kebocoran pada bagian atap ketika hujan mengguyur. Sejak dia bertugas di SD tersebut, tidak ada pergerakan seperti bagian atap ambles.

Baca Juga: Tahun Ajaran Baru, Simak 5 Cara Membuat Anak Nyaman Masuk Sekolah

“Secara manusia kalau ada ruangan disangga menggunakan bambu ya sempat khawatir. Tetapi selama ini tidak ada pergerakan apapun dari bangunan sejak saya tugas di sini,” kata Idha saat ditemui di SDN 1 Bumiharjo, Senin (18/7/2022).

Idha menjelaskan kondisi itu sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten. Rencananya, rehab bangunan bakal dipihaki menggunakan dana APBD Perubahan tahun ini. Pada Juli 2022, Disdik sudah melakukan survei ke sekolah tersebut.

“Informasi dari dinas akan direhab, Oktober nanti,” kata Idha.

Salah satu siswa kelas VI, Yunita, 12, mengatakan saat kelas IV dia pernah menempati ruang kelas tersebut. Saat menempati ruang kelas itu, atap bangunan sudah disangga menggunakan bambu.

Baca Juga: Ada Aduan Wali Murid, Disdik Klaten Larang Sekolah Jual Beli Seragam

“Lumayan takut kalau di dalam,” kata dia.

Salah satu orang tua siswa, Junani, 37, mengaku waswas dengan kondisi atap bangunan sekolah yang ditopang menggunakan bambu.

“Takutnya kan itu ada asbes, tidak tahu atapnya itu masih normal atau tidak. Kalau kondisi bencana sewaktu-waktu ada gempa khawatirnya bisa ambrol,” kata Junani.

Dia sempat mengusulkan perbaikan atap bangunan sekolah melalui gotong royong warga ke kepala sekolah sebelumnya. Namun, usulan itu tak bisa dilakukan. Pasalnya, perbaikan bangunan sekolah menjadi kewenangan Pemkab.

Baca Juga: Mengenal 3 Strategi Jitu SMPN 2 Prambanan Klaten Rekrut Murid Baru

Junani mengatakan sudah ada upaya dari pengelola sekolah untuk melakukan perbaikan sementara agar kerusakan tak semakin parah. Hal itu seperti yang dilakukan dengan memasang bambu untuk penyangga atap.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdik Klaten, Yunanta, mengatakan perbaikan atap bangunan di SDN 1 Bumiharjo itu bakal dilakukan menggunakan APBD perubahan tahun ini. Soal nilai anggaran yang akan disiapkan, Yunanta menjelaskan saat ini masih dalam pembahasan.

“Sudah diusulkan melalui APBD perubahan. Saat ini belum sampai ke TAPD [tim anggaran pemerintah daerah]. Besok baru desk APBD perubahan. Setelah desk akan kami sampaikan nilainya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya