SOLOPOS.COM - Infografis Donor Plasma (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SRAGEN — Medio hingga akhir Juni 2021 benar-benar menjadi waktu yang berat bagi Syaiful Alfarah. Pria yang bekerja sebagai teknisi informasi dan teknologi (IT) di Puskesmas Tangen, Sragen, itu dinyatakan positif terpapar corona yang membuat dia harus menjalani isolasi mandiri.

Risiko bakal terpapar corona sudah disadarinya setelah ia memutuskan merawat sendiri simbahnya yang lebih dulu dinyatakan positif corona. Pada waktu itu, semua rumah sakit di Sragen sehingga tidak bisa menambah pasien positif Covid-19 baru, termasuk simbah dari Syaiful.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Simbah dicek positif. Saya rawat sendiri di rumah. Mau ke mana-mana saya yang antar. Setelah dirawat, simbah meninggal dunia. Saya lalu dicek hasilnya juga positif,” ujar warga Dukuh Pangle, Sambungmacan, Sragen, itu kala berbincang dengan Solopos.com belum lama ini.

Baca Juga: Detik-Detik Ledakan di Margo City Depok yang Renggut Satu Nyawa

Selama menjalani isolasi mandiri, Syaiful mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Ia mengalami hampir semua gejala akibat paparan Covid-19 seperti demam, panas tinggi, badan terasa pegal dan linu, hingga hilangnya indra penciuman dan perasa. “Tubuh saya panas-dingin selama sepekan. Badan rasanya tidak enak. Makan tidak ada rasa. Tapi, enak gak enak tetap harus saya makan,” ujar Syaiful.

Selama sepekan itu, Syaiful menghabiskan banyak keringat dingin. Dampaknya, ia jadi mudah terasa haus. Oleh sebab itu, Syaiful selalu menyiapkan minimal dua botol air mineral masing-masing 1,5 liter tiap hari. “Air mineral harus siap di samping saya. Karena terus berkeringat, minum air diperlukan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang,” ucapnya.

Syaiful baru dinyatakan sembuh dari corona pada 27 Juni lalu. Syaiful menyadari beratnya menjalani masa isolasi mandiri. Atas dasar itu, saat ada tawaran donor plasma konvalesen, Syaiful langsung mengiyakan untuk mengikutinya. Perasaan senasib menjadi motivasi dia ikut donor plasma konvalesen.

“Dari Puskesmas Tangen Sragen ada dua yang mendaftarkan diri mengikuti donor plasma. Tapi, yang lolos hanya saya. Satu teman saya tidak lolos karena baru melahirkan. Mudah-mudahan nanti bisa membantu kesembuhan warga lain dari Covid-19,” jelasnya.

Baca Juga: Ini Rahasia Tempe Gandul Pati yang Renyah Seperti Keripik

Sebanyak 160 aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen mendaftar diri mengikuti donor plasma konvalesen yang difasilitasi PMI Kota Solo. Pada tahap pertama, Rabu (18/8/2021), 30 ASN mengikuti pemeriksaan kesehatan sebelum mengikuti donor plasma konvalesen.

“Ada 160 ASN yang mendaftar diri mengikuti donor plasma konvalesen. Kita ambil 30 ASN dulu. Semua dicek terlebih dulu pada hari ini. Apakah sudah memenuhi semua persyaratan, apakah memiliki penyakit pesenyerta, nanti dicek melalui hasil laboratorium. Kalau lolos, bisa dilanjutkan ke donor,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya