SOLOPOS.COM - Paket bantuan dari Baznas Klaten yang diberikan kepada 10 anak dengan HIV/AIDS (ADHA). Bantuan diserahkan di Gedung C Setda Klaten, Selasa (21/6/2022). (Istimewa/KPA Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak 10 anak di Klaten mengidap HIV/AIDS (ADHA). Dua dari 10 anak tersebut tergolong anak yatim piatu.

Di Klaten, diperkirakan ada 53 ADHA. Dari jumlah itu, ada 23 ADHA yang diketahui nama dan alamat mereka serta dilakukan pendampingan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagian besar, anak-anak itu tertular HIV/AIDS dari orang tua mereka. Para ADHA di Klaten ada yang masih dalam asuhan kedua orang tua. Ada pula yang berstatus anak yatim dan yatim piatu.

Ekspedisi Mudik 2024

Terkait ADHA dengan kondisi yatim-piatu, rata-rata dalam pengasuhan anggota keluarga lainnya, seperti paman atau kakek/nenek.

Sebanyak 10 ADHA di Klaten menerima bantuan nutrisi senilai Rp1 juta per orang di Gedung C Sekretariat Daerah (Setda) Klaten, Selasa (21/6/2022). Bantuan yang disalurkan itu hasil kerja sama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Klaten.

Baca Juga: Kasus HIV/AIDS Akibat Homoseksual Meledak di Klaten, Ada yang Masih SMP

“Dari 10 ADHA yang menerima bantuan nutrisi pada Selasa ini, ada dua anak yang berstatus yatim piatu,” kata Sekretaris KPA Klaten, Ronny Roekmito, saat ditemui seusai penyerahan bantuan.

Ketercukupan nutrisi menjadi prioritas bagi para ADHA selain minum obat secara rutin setiap hari. Hal itu guna menjaga daya tahan tubuh mereka yang rentan.

“Dari nominal itu Rp300.000, kami belanjakan nutrisi seperti susu, sereal, vitamin, beras, serta madu. Sisanya senilai Rp700.000 diberikan dalam bentuk tunai dengan harapan dibelanjakan oleh keluarga anak-anak ini dengan jenis yang sama untuk mendukung nutrisi mereka,” kata Ronny Roekmito.

Baca Juga: Hari AIDS Sedunia, KPA Klaten: 1.000 Warga Klaten Idap HIV/AIDS

Salah satu pegiat KPA Klaten, Amin Bagus Panuntun, mengatakan selama ini ada 23 ADHA yang diberikan pendampingan. Mereka dinilai patuh untuk minum obat antiretroviral (ARV) serta mengetahui kondisi kesehatan mereka.

“Minimal mereka tahu kalau mereka sakit. Untuk kondisi psikologis mereka bagus, tidak ada masalah psikologis seperti minder dan sebagainya. Sejauh ini mereka tak mengalami diskriminasi,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya