SOLOPOS.COM - Didi Kempot (Solopos-Ika Yuniati)

Solopos.com, SOLO — Didi Kempot dikenal andal menciptakan lagu-lagu patah hati dan kisah tragis percintaan hingga dijuluki sebagai The Godfather of Brokenheart. Salah satu lagu Didi Kempot yang mengisahkan tentang kesedihan adalah Banyu Langit.

Banyu Langit bisa dibilang merupakan salah satu lagu Didi Kempot yang paling menyayat hati. Lagu tersebut mengisahkan seseorang yang ditinggalkan kekasih tanpa alasan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ada unsur majas hiperbola yang amat dalam pada lagu Banyu Langit. Rasa rindu yang dialami seseorang, dikisahkan dalam lagu tersebut, sampai bisa didengar oleh dinginnya Gunung Merapi.

Mau tahu arti lagu Banyu Langit Didi Kempot selengkapnya? Simak terjemahan ke dalam bahasa Indonesia berikut!

Swara angin
[Suara angin]

Angin sing ngreridu ati
(Angin yang menggerakkan hati)

Ngilingake sliramu sing tak tresnani
(Mengingatkan tentangmu yang ku cintai)

Pengen nangis
(Ingin ku menangis)

Ngetokke eluh neng pipi
(Meneteskan air mata di pipi)

Suwe ra weruh
(Lama tak berjumpa)

Senajan mung ana ngimpi
(Meskipun hanya di mimpi)

Ngalema
(Bersandarlah)

Ngalem ning dadaku
(Bersandarlah di dadaku)

Tambanana rasa kangen ning atiku
(Obatilah rasa rindu di hatiku)

Ngalema
(Bersandarlah)

Ngalema neng aku
(Bersandar kepadaku)

Ben ra adem kesiram udaning dalu
(Agar tak terasa dingin dengan hujan di malam hari)

Banyu langit
(Air langit)

Sing ana nduwur kayangan
(Yang ada di atas kayangan)

Watu gedhe
(Batu besar)

Kalingan mendunge udan
(Terhalang mendung dan hujan)

Telesana
(Basahilah)

Atine wong sing kasmaran
(Hatinya orang yang sedang kasmaran)

Setya janji
(Setia janji)

Seprene tansah kelingan
(Sampai sekarang masih teringat)

Ademe Gunung Merapi purba
(Dinginnya Gunung Merapu purba)

Melu krungu swaramu ngomongke apa
(Pun bisa mendengar suaramu sedang bicara apa)

Ademe Gunung Merapi purba
(Dinginnya Gunung Merapi purba)

Sing neng langgran Wonosari Yogyakarta
(Yang ada di rumah Wonosari, Yogyakarta)

Janjine lungane ra nganti suwe suwe
(Janji pergi tak akan lama)

Pamit esuk lungane ra nganti sore
(Pamit pagi pulangnya tak sampai sore)

Janjine lunga ra nganti semene suwene
(Janjinya pergi tak akan lama seperti ini)

Nganti kapan tak enteni sak tekane
(Sampai kapan pun ku tunggu sampai datang)



Udan gerimis
(Hujan gerimis)

Telesana klambi iki
(Basahilah baju ini)

Jroning dada
(Hingga ke dalam dada)

Ben ra garing ngekep janji
(Agar tak kering memeluk janji)

Ora lamis
(Bukan omong kosong)

Gedhene nggonku nresnani
(Besarnya cintaku)

Nganti kapan
(Sampai kapan)

Aku ora bisa lali
(Aku pun tak bisa lupa)

Ademe Gunung Merapi purba
(Dinginnya Gunung Merapi purba)



Melu krungu swaramu ngomongke apa
(Pun bisa mendengar suaramu bicara apa)

Ademe Gunung Merapi purba
(Dinginnya Gunung Merapi purba)

Sing neng langgran Wonosari Yogjokarto
(yang ada di rumah Wonosari Yogyakarta)

Janjine lungane ra nganti suwe suwe
(Janji pergi tak akan lama)

Pamit esuk lungane ra nganti sore
(Pamit pagi pulangnya tak sampai sore)

Janjine lunga ra nganti semene suwene
(Janji pergi tak akan lama seperti ini)





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya