SOLOPOS.COM - Ilustrasi batu gamping (Istimewa/Shopee)

Solopos.com, WONOGIRI -- Tak salah jika Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (biasa disapa Jekek) menyebut potensi Wonogiri selatan "seksi", salah satunya potensi batu gamping.

Berdasarkan perhitungan Solopos.com, merujuk pada berbagai regulasi pertambangan, potensi batu gamping di Kabupaten Gaplek itu bisa bernilai Rp180 triliun hingga Rp252 triliun. Wow!

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Batu gamping memang jadi buruan industri, khususnya industri semen. Selain industri semen, gamping juga dibutuhkan untuk bahan bangunan. Batu gamping terbentang di Wonogiri Selatan.

Sebelum Terbakar, Toko Bahan Kimia Bratachem Solo Baru Saja Restock Barang Rp1,5 Miliar

Berdasar data potensi bahan galian logam dan nonlogam di Wonogiri dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah atau LPPD 2018, potensi batu gamping diperkirakan mencapai 3,599 miliar meter kubik atau m3 (di data tertera 3.599 juta m3). Jumlah itu tersebar di lahan seluas 4.130 hektare.

Potensi tersebut bisa dijumpai di Kecamatan Tirtomoyo, Eromoko, Giritontro, Giriwoyo, Paranggupito, Baturetno, Batuwarno, dan Kecamatan Puhpelem.

Sementara itu, Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 543/30 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Bukan Logam dan Batuan menetapkan harga patokan di setiap kota/kabupaten di Jawa Tengah.

Ini Penjelasan Soal Lockdown Lokal untuk Tekan Lonjakan Kasus Covid-19

Nilai Batu Gamping untuk Semen Rp70.000/m3

Untuk batu gamping Wonogiri, Gubernur mematok harga Rp50.000 per m3 khusus batu gamping untuk bangunan. Sedangkan batu gamping untuk semen dihargai Rp70.000 per m3.

Dengan hitung-hitungan sederhana merujuk regulasi itu, maka batu gamping Wonogiri bisa bernilai Rp179,9 triliun (pembulatan Rp180 triliun) jika menggunakan standar harga batu gamping untuk bahan bangunan. Sementara jika digunakan untuk pembuatan semen, seluruh batu gamping di Wonogiri bisa bernilai Rp251,9 triliun (pembulatan Rp252 triliun).

Menyadari potensi besar itu, Pemkab Wonogiri membuka pintu bagi pelaku usaha yang ingin berinvestasi di wilayah selatan, terutama industri pertambangan.

Deretan Potensi di Wilayah Selatan Wonogiri yang Bakal Jadi Kawasan Industri, Dari Gamping Hingga Bentonit

Komitmen Pemkab tersebut dipertegas dengan disahkannya Perda RTRW 2020-2040 melalui Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Wonogiri, Selasa (14/7/2020).

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menilai potensi-potensi tersebut “seksi” untuk menarik para investor, termasuk batu gamping Wonogiri. Bupati memastikan kawasan industri sama sekali tidak menyentuh kawasan karst yang merupakan wilayah terlarang didirikan industri pertambangan.

“Ini agar ekonomi wilayah selatan tumbuh pesat. Potensinya mendukung, ada JLS [jalan nasional], potensi melimpah, tenaga kerja di Wonogiri banyak. Sebelumnya ada informasi akan ada investor yang mau membangun industri semen di wilayah selatan. Sampai sekarang belum ada tindak lanjut karena belum ada kejelasan soal kawasan industri di sana. Perda RTRW yang baru ini memperjelas semuanya,” kata Bupati kepada wartawan, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya