SOLOPOS.COM - Ambulans berdatangan ke Dusun Tukringin, Desa Gerdu, Karangpandan, Karanganyar, untuk membawa warga yang keracunan ke rumah sakit dan puskesmas, Minggu (9/5/2021) malam. (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Tim Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar mengambil sampel makanan dan minuman takjil yang dikonsumsi warga RT 002 dan RT 003/RW 008, Dusun Puntukringin, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan yang mengakibatkan puluhan warga keracunan.

Plt Kepala Dinkes Karanganyar, Purwati, menuturkan tim Dinkes Karanganyar sudah berada di lokasi kejadian dan mengecek sisa makanan dan minuman takjil tersebut. Purwati menuturkan tim mengambil sampel nasi, oseng kacang-tempe, dan es buah. Selain sampel makanan dan minuman, tim Dinkes Karanganyar juga mengambil sampel air yang digunakan untuk memasak.

Promosi Meraih Keberkahan Bulan Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama

Baca Juga: Wisatawan dari Kawasan Aglomerasi: Antara Diizinkan atau Dilarang

“Sudah di lokasi dan mengecek semua perkakas. Tim mengambil sampel dari semua makanan yang dikonsumsi, yaitu oseng kacang dan tempe, nasi, es buah, telur. Kemungkinan kan bisa dari air yang digunakan untuk memasak. Jadi kami ambil juga sampel air. Tapi kami belum tahu asal [makanan maupun minuman yang menyebabkan keracunan] itu darimana. Nanti semua sampel itu akan dicek di laboratorium milik Dinas Kesehatan,” kata Purwati saat berbincang dengan wartawan di kompleks Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Senin (10/5/2021).

Dia menyampaikan bahwa fokus Dinkes saat ini adalah menemukan penyebab puluhan warga Puntukringin Karanganyar mengalami keracunan setelah mengonsumsi takjil. Purwati belum dapat memastikan tingkat keparahan keracunan tersebut. Tetapi, perempuan berkerudung itu menaruh curiga karena rentan waktu warga mengonsumsi takjil dengan gejala yang ditimbulkan cukup lama.

“Biasanya kan kalau keracunan itu jedanya tidak lama. Harusnya hanya beberapa jam saja. Hla ini Sabtu malam makan tetapi gejala baru muncul keesokan hari. Minggu pagi, lalu siang ada, yang paling banyak malam. Itu reaksinya termasuk lambat,” tutur dia.

Purwati juga menyampaikan bahwa sejumlah warga tidak mengira kalau mereka mengalami gejala keracunan. Mereka hanya mengira gejala mual, muntah, dan diare itu biasa. Tetapi, lanjut Purwati, mereka mulai menaruh curiga saat tetangga dekat rumah juga mengalami hal serupa.

“Awalnya masyarakat hanya mengira itu muntah, mual, diare biasa. Tidak berpikir keracunan. Baru diketahui itu keracunan setelah melihat tetangganya mengalami gejala yang sama. Minggu pagi ada yang ke klinik lalu diizinkan pulang untuk rawat jalan,” tutur dia.

Baca Juga: Nostalgia Polisi Karanganyar jadi Badut Demi Hibur Pemudik

Dinkes menyampaikan hingga Senin pukul 10.00 WIB, masih ada 56 orang warga Dusun Puntukringin yang menjalani perwatan di sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan. Mereka dirawat di RSUD Karanganyar, Puskesmas Karangpandan, klinik swasta, dan bidan dan dokter setempat. Sebelumnya diberitakan bahwa 62 orang warga Dusun Puntukringin mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi takjil. Dampak yang dialami warga tidak nyaris bersamaan.

“Sampai jam 10.00 WIB tadi saya terima laporan masih ada 56 orang yang dirawat. Dirawat di RSUD Karanganyar, puskesmas, dan klinik. Sisanya sudah dibolehkan pulang. Mereka rawat jalan. Tapi kami belum mendapatkan data. Ini lagi didata yang rawat jalan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya