SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung menikmati suasana malam di Kali Pepe Land Gagak Sipat, Ngemplak, Boyolali, Rabu (20/7/2022). (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Destinasi wisata Kali Pepe Land di Gagak Sipat, Ngemplak, Boyolali, milik pengusaha kuliner Solo, Puspo Wardoyo, yang mulai dioperasikan pada Selasa (31/5/2022) hingga sekarang ini masih terus berbenah.

Selain penambahan aneka wahana maupun sarana dan prasarana (sarpras), Kali Pepe Land Restaurant Garden and Playground telah dikembangkan menjadi tempat kegiatan kesenian, budaya, srawung warga, hingga pasar tumpah atau jual beli oleh UMKM.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Saat berbincang dengan awak media, Rabu (20/7/2022), Puspo Wardoyo mempersilakan masyarakat yang penasaran dan ingin jalan-jalan di Kali Pepe Land. Menurutnya, masyarakat bebas untuk datang dan jalan-jalan, tidak harus membeli makanan.

“Silakan, semua orang bisa datang ke kawasan ini, enggak harus beli makanan. Jalan-jalan menikmati tempat ini bebas. Ini ruang untuk publik, jadi sarana srawung warga. Saya senang kalau warga bisa menikmati kawasan ini,” ungkapnya dengan nada penuh semangat.

Puspo mengakui berjualan kuliner di kawasan Kali Pepe Land. Tapi bukan berarti warga yang tidak membeli makanan tidak boleh datang ke kawasan itu. Pembuatan objek wisata itu menurutnya terinspirasi dari sejumlah kota di luar negeri, khususnya Eropa.

Baca Juga: Wisata Kali Pepe Land Boyolali Mendadak Jadi Pasar Tumpah, Ada Apa?

Ruang Terbuka

Di Eropa, kata Puspo, daerah tepian sungai bisa dimanfaatkan untuk aktivitas ruang terbuka, mulai untuk seni budaya, wisata, kuliner, hingga kegiatan ekonomi lain. Konsep itu belum banyak diterapkan di Indonesia. Kawasan tepi sungai kebanyakan tidak dikelola.

“Padahal kota-kota di Eropa suda biasa memanfaatkan kawasan pinggir sungai, bahkan di atas sungai sekalian, untuk kegiatan wisata, kegiatan seni, budaya dan ekonomi warga. Yang terpenting bukan untuk permukiman warga atau penduduk,” terangnya.

Lahan milik Puspo yang digunakan untuk Kali Pepe Land berada di utara dari Sungai Kali Pepe dan masuk wilayah Desa Gagak Sipat, Ngemplak, Boyolali. Luas lahan tersebut sekira 4.000 meter persegi dan akan terus dikembangkan hingga 1,5 hektare.

Baca Juga: Bos Kuliner Wong Solo Group Ternyata Lulusan SMP Batik, Tahun Berapa?

Puspo juga menyewa lahan milik desa di selatan sungai untuk memperluas kawasan wisata dan ruang publik Kali Pepe Land. Lahan desa yang disewa sekira 12.000 meter persegi. Sehingga luas lahan yang ditata di kawasan itu mencapai empat hektare.

Lantaran area yang digunakan untuk Kali Pepe Land berada di dua sisi sungai, Puspo pun rela merogoh kocek hingga Rp1,5 miliar untuk pembangunan jembatan. Pada akhirnya jembatan itu juga digunakan warga sekitar untuk mendukung mobilitas.

Sebagai komitmennya mendorong ekonomi kerakyatan, Puspo menggandeng ratusan pelaku UMKM untuk mengikuti kegiatan pasar tumpah setiap akhir pekan. Dengan begitu diharapkan keberadaan Kali Pepe Land dapat ikut mengakselerasi ekonomi warga. Apalagi ada 150-an orang yang ia rekrut sebagai pekerja di tempat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya