SOLOPOS.COM - Karyawan disabilitas tunarungu wicara saat berkomunikasi berbagi tugas mencuci kendaraan di Salam Car Wash, Sidomukti, Salatiga. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Ada yang unik dari tempat cuci mobil di Jalan Nakula Sadewa, Kembangarum, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Semua karyawan alias pekerja yang bekerja di tempat tersebut ternyata merupakan penyandang disabilitas tunarungu wicara.

Meskipun begitu, mereka tetap bisa bekerja dengan cekatan. Ketika ada mobil yang masuk, mereka langsung memberikan aba-aba kepada pelanggan untuk mengarahkan mobilnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat bekerja, mereka pun seperti layaknya pekerja normal. Mereka bisa mencuci mobil dengan waktu sekitar 45 menit.

Namun bagi pelanggan yang belum tahu akan kaget karena mereka tidak berkata apa-apa satu dengan yang lain. Hanya menggunakan bahasa isyarat.

Ekspedisi Mudik 2024

Hal itu seperti yang dikatakan pemilik tempat cuci mobil Salam Car Wash, Franky Sadewo Priyanggono. Dia membeberkan ada beberapa konsumennya kaget karena tahu karyawannya merupakan penyandang disabilitas.

“Kebetulan saya pas keluar ada konsumen yang belum tahu kalau mereka itu penyandang disabilitas. Terus bingung juga gitu kan, ditanya mau nyuci kok diam aja gitu ya. Ternyata belum tahu kalau mereka tuh penyandang disabilitas. Setelah tahu malah senang bisa memberdayakan disabilitas,” kata Frangky kepada Solopos.com, Kamis (8/6/2023).

Diakuinya, dirinya mulai memperkejakan karyawan yang tunarungu wicara sejak 1,5 tahun terakhir. Awalnya tempat cuci mobil yang berdiri sejak 2012 itu karyawan normal dan ada dua yang tunarungu wicara.

Suatu ketika, Frangky kekurangan karyawan. Selanjutnya, karyawan yang tunarungu wicara itu menawarkan temannya untuk ikut bekerja.

“Saya kekurangan karyawan, lagi butuh dua orang. Ternyata mereka banyak teman-teman juga yang katanya masih belum punya pekerjaan. Nah, akhirnya mereka ajak teman-teman mereka itu, ya sudah akhirnya pada ke sini semua,” ungkapnya.

Diakuinya dirinya sempat kesulitan berkomunikasi dengan karyawannya. Seperti ketika ingin memanggil harus mendekat terlebih dahulu dan memegangnya.

“Kalau menanyakan, misalnya si ini enggak berangkat, awalnya susah. Tapi sekarang untuk nama sudah ada kode-kodenya,” jelasnya.

Setiap harinya, ada lima karyawan yang bekerja di tempat cuci mobil milik Frangky. Semuanya tunarungu wicara.

Frangky juga mengajarkan kepada karyawannya untuk tidak takut untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Sehingga mereka memiliki kepercayaan diri seperti orang normal.

Karena hal itu, kata Frangky, sebenarnya banyak dari teman-temannya karyawan yang ingin juga ikut kerja di tempat cuci mobil miliknya. Lantaran belum begitu banyak pelanggan dirinya membatasi.

“Tapi kalau pas ramai, kadang mereka juga ada yang standby untuk siap membantu,” terangnya.

Jasa cuci mobil di tempat tersebut mulai dari Rp45.000. Sedangkan untuk motor mulai Rp15.000. Frangky membeberkan, sistem yang diberikan kepada pekerjanya adalah bagi hasil setiap pekan.

“Kalau di sini sistemnya bagi hasil setiap pekan. Mereka sendiri juga yang menghitung dan kita di sini sistemnya terbuka, kekeluargaan,” terangnya.

Diakuinya, ke depannya, Franky akan tetap memperkerjakan karyawannya tersebut. Sebab, banyak dari mereka yang memang kesulitan mencari pekerjaan.

Terlebih jika bekerja di tempat cuci mobil, bisa langsung berinteraksi dengan orang lain. Sehingga menjadikan motivasi tersendiri bagi penyandang tunarungu wicara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya