SOLOPOS.COM - Anggota PKK dan Karantaruna RW 009 Kelurahan Gandekan mendistribusikan makanan untuk warga yang menjalani karantina di Gedung Pancasila Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Solo, Minggu (18/10/2020). (Wahyi Prakoso/Solopos)

Solopos.com, SOLO--Belasan perempuan berpakaian putih hitam memasak tumis tempe, tumis tahu, telur goreng, dan Soto di Pos Kampling RW 009 Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Solo, Minggu (18/10/2020) pukul 09.00 WIB.

Mereka berbagai tugas untuk menyuplai makan siang dan makan malam bagi 23 warga yang sedang menjalani karantina di Gedung Pancasila atau sarana olahraga warga setempat. Mereka mendapatkan bantuan bahan makanan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, donasi warga, dan pengumpulan jimpitan ronda.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Salah satu pengurus Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kusmaranti, 32, menjelaskan para ibu bergotong royong memenuhi gizi warga yang menjalani karantina sebanyak 20 orang dewasa dan 3 anak-anak. Mereka membungkus nasi supaya tidak menyisakan peralatan makan.

“Kami menentukan lauk dan sayur menyesuaikan kondisi karena tidak ada peralatan makanan. Kami menghindari makanan yang berkuah karena enggak ada mangkok. Bungkus langsung dibuang untuk mengantisipasi penyebaran virus. Khusus tiga anak makan soto hari ini,” katanya kepada Solopos.com.

Tambah 3, Total Kasus Kematian Pasien Positif Covid-19 Solo Capai 35 Orang

Donasi

Selain mencukupi kebutuhan gizi selama karantina, para perempuan memenuhi kebutuhan lain, antara lain peralatan mandi dan mainan bagi anak-anak. Pengurus PKK menggunakan Whatsapp Group untuk memantau kondisi warga menjalani karantina dan menggalang donasi kebutuhan anak.

“Ada kebutuhan kami infokan ke grup.  Siapa yang mau memberikan mainan datang ke sini. Malah banyak numpuk. Banyak yang ngasih mainan dan buah,” katanya.

Ketua RW 009, Suwanto menjelaskan, Gedung Pancasila merupakan lokasi yang relevan di wilayah Gandekan untuk karantina mandiri oleh warga yang pernah berkontak erat dengan warga RW 006. Pemilihan gedung tersebut merupakan kesepakatan dan dihuni oleh warga dari RW 004, RW 006, RW 008, dan RW 009.

“Kami mendengarkan ada laporan dua warga yang harus di karantina saat menunggu hasil swab. Agak terkejut. Warga merupakan pengembangan tracing dari klaster RW 006. Tapi warga siap mendukung untuk karantina,” katanya.

Dia menjelaskan anggaran untuk bahan makanan warga karantina  Rp10.000 per hari per orang. Warga RW lain memberikan donasi  kepada Satgas Jaga Tangga RW 009 untuk mengolah bahan makanan. “Kami ada tim khusus untuk distribusi makanan ke gedung dibantu karangtaruna. Wilayah kami terdiri tiga RT. Hari Minggu semua berkumpul. PKK membagi tugas per RT selain hari Minggu,” katanya.

Satgas Solo Kesulitan Melacak Pelanggan Warung Soto Kepatihan Kulon Yang Pemiliknya Positif Covid-19

Ronda Malam

Menurut Suwanto, warga melakukan ronda malam secara bergiliran delapan orang per malam. Jimpitan beras yang terkumpul dijual kembali kepada warga dengan harga Rp5000 per kilogram dan maksimal pembelian dua kilogram per keluarga per hari.

Jimpitan tersebut menjadi sumber pendapatan atau kas untuk kegiatan Satgas Jaga Tangga RW 009. Selain itu, warga terdampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 mendapatkan subsidi beras.

“Ada dua keluarga yang menjalani karantina dari RW 009. Kami memberikan Rp50.000 sebagai pengganti penghasilan selama tidak bekerja. Kami berikan ini supaya mereka yang melakukan karantina tidak merasa dikucilkan,” paparnya.

Ketika para perempuan menyiapkan makanan, warga laki-laki melakukan penyemprotan disinfektan. Penyemprotan tersebut merupakan kegiatan rutin sebanyak tiga kali per pekan untuk memutus mata rantai virus.

Suwanto, mengatakan Satgas Jaga Tangga RW 009 melakukan edukasi kesehatan menggunakan MMT yang dipasang di setiap sudut kampung. Selain edukasi kesehatan, karangtaruna mengadakan lomba untuk ketahanan pangan yang dinilai akhir tahun ini.

“Ada bantuan dari pemerintah berupa tanaman dan bibit lele yang berada di taman. Ini untuk mencukupi kebutuhan pangan. Karangtaruna mengembangkan dengan meminta partisipasi warga sedikitnya menanam lima tanaman sayur dan tanaman obat keluarga,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya