SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Penyerapan beasiswa bidikmisi untuk perguruan tinggi negeri swasta tidak terserap secara optimal. Hal ini disebabkan karena pemerintah tidak mengevaluasi keberhasilan dan melaporkan beasiswa bidikmisi secara berkala.

Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Jawa Tengah, Soemardjono Brodjo Sudjono, mengatakan selama ini perguruan tinggi swasta (PTS) banyak terganjal masalah akreditasi. Ia menyebutkan bahwa tidak lebih dari 15% PTS terakreditasi A. Padahal akreditasi itu merupakan syarat untuk mengajukan beasiswa bidikmisi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tahun lalu PTS di Indonesia mendapatkan jatah 2.000 mahasiswa. Di Jawa Tengah, kami mendapatkan alokasi 50 mahasiswa. Tetapi jatah itu tidak terserap 100%,” terangnya saat ditemui wartawan di Solo, Senin (15/4/2013).

Brodjo juga mengatakan bahwa pada 2013 ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebelumnya berencana akan memberikan jatah bidikmisi sejumlah 110.000 untuk perguruan tinggi negeri (PTN). Sekitar 3.000 di antaranya ditujukan untuk PTS.

Ia menilai saat ini beasiswa bidikmisi itu sudah tertinggal zaman. Selain itu, mahasiswa terutama dari kalangan PTS sering tidak memenuhi syarat. Ia bahkan berani berkata bahwa beasiswa bidikmisi itu tidak berpengaruh bagi kehidupan PTS.

“Sampai sekarang tidak ada evaluasi keberhasilan seperti apa? Tidak ada laporan. Kami dari PTS juga sering terganjal akreditasi,” tukasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa seharusnya pemerintah mengevaluasi regulasi beasiswa tersebut. Karena tanpa evaluasi dan laporan, perguruan tinggi tidak tahu sejauh mana beasiswa bagi siswa miskin itu dapat terserap. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa tidak lebih dari 15 persen PTS di Jateng yang mengantongi akreditasi A. Beberapa di antaranya seperti Universitas Khatolik (UNIKA) Soegijapranata, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Universitas Sultan Agung (UNISSULA) dan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS).

“Selama ini tidak ada evaluasi. Padahal pemerintah punya regulasi tetapi tidak dievaluasi dan tidak ada laporan. Bahkan untuk [bidikmisi] PTS Jateng tahun ini berapa, saya juga tidak tahu,” ucapnya.

Akreditasi itu sendiri, lanjut dia, merupakan roh bagi PTS. Namun, bagi PTS untuk menaikkan akreditasi itu terbilang susah. PTS pun mau tidak mau harus bekerja keras hanya untuk menaikkan akreditasinya dulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya