SOLOPOS.COM - Ilustrasi antiradikal (Dok/JIBI/Solopos)

Pendataan masjid perlu pendekatan.

Harianjogja.com, JOGJA–Kantor Kementrian Agama DIY perlu melakukan pendekatan dengan sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh agama terkait pendataan masjid-masjid yang terindikasi menyebarkan paham radikal dan intoleransi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rois Syuriah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY, Masngud Masduki secara pribadi tidak mempersoalkan dengan pendataan masjid karena sudah menjadi tugas pemerintah menjaga keamanan dan kenyamanan di masyarakat.

“Cuma yang perlu diingat Kemenag perlu melakukan pendekatan supaya pendataan tidak menjadi salah paham di masyarakat,” kata Masngud, Selasa (27/3/2018).

Masngud mengatakan masjid merupakan simbol umat Islam sehingga jangan sampai upaya baik pemerintah nantinya justru dicurigai yang dapat menyulut umat Islam. Hal itu dapat diantisipasi dengan pendekatan kekeluargaan dan silaturahim dengan banyak pihak. “Dengan silaturahim saya kira pendekatan yang efektif,” kata dia.

Kanwil Kemenag DIY menggandeng Badan Intelijen Mabes Polri untuk mendata masjid-masjid yang disinyalir menyebarkan paham intoleransi. Pendataan tersebut sebagai bahan Kemenag untuk membina para takmir atau pengurus masjid supaya tidak mengundang penceramah yang menyampaikan materi kebencian terhadap kelompok lain.

Ada tiga hal yang menjadi indikator masjid masuk katagori sebagai ajang penyebaran radikalisme, yakni para penceramahnya selalu mengkampanyekan kebencian terhadap pemerintah yang sah, menyampaikan materi soal khilafah dan menciptakan kebencian terhadap kelompok lain, serta menyebarkan materi yang membenturkan agama, sistem negara, dan budaya.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, Gita Danu Pranata mengaku belum mengetahui maksud dan tujuan pendataan masjid yang dilakukan Kanwil Kemenag DIY. Jika pendataan itu menjadi tugas Kemenag dan Polri, ia tidak mempersoalkan.

Namun, Gita menilai sejauh ini tidak ada masjid di DIY yang menyebarkan paham radikal dan intoleransi, “Saya belum melihat ada gejolak, Jogja sudah kondusif, bisa dilihat dari kerukukan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Gita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya