SOLOPOS.COM - Bibit Waluyo (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Polemik pembangunan mal di bekas Pabrik Es Saripetojo terus berlanjut. Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, menduga aksi unjuk rasa menolak pembangunan mal adalah rekayasa politik.

Bahkan Bibit Waluyo mengaitkan aksi itu dengan akan habisnya masa jabatan gubernur pada 2013.”Kalau ada demo-demo itu, untuk apa lagi demo itu? Sing mbayar ki ya sapa? (Yang membayar siapa?-red). Seumpama ada yang ternyata mau menjadi gubernur, ya ditunggulah sampai akhir 2013. Saya hanya akan mempertanggungjawabkan masa kepemimpinan saya mulai dari 2009-2013. Jadi enggak usah direkayasa politik gitu-gitu,” tegas Bibit saat sesi jumpa wartawan dalam Konferensi Internasional ke-2 Kota Layak Anak se-Asia Pasifik di The Sunan Hotel, Solo, Kamis (30/6/2011).

Bibit bersikukuh bangunan bekas Pabrik Es Saripetojo bukanlah cagar budaya. Dengan dasar SK Walikota Solo tahun 1997 bahwa Saripetojo bukan BCB, menurutnya, kawasan maupun bangunan itu bisa diberdayakan. Terlebih karena menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pemkot Solo, kawasan itu merupakan kawasan perdagangan. ”Saya jelaskan sekali ini dan ini adalah penjelasan resmi dan berikutnya tidak ada penjelasan lagi,” tegasnya.

Bibit juga menglaim masyarakat di sekitar kawasan Saripetojo telah menyetujui rencana pembangunan mal tersebut. ”Semuanya sudah dikomunikasikan dan disetujui oleh semua masyarakat yang ada di sekitar Saripetojo. Nanti masyarakat pasti akan dilibatkan. Bahkan Pemkot Solo sendiri sudah mengizinkan sehingga tidak ada masalah.”

Saat dimintai tanggapan terkait polemik tersebut, Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi), lebih memilih untuk diam. Dia enggan memberikan komentar mengenai polemik tersebut.

sry

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya