Bibir Mlonyoh Tak Terasa

Senin (24/12) lalu ikatan karyawan tempat Jon Koplo bekerja di sebuah instansi swasta di Solo mengadakan pertemuan sekaligus refreshing di daerah Selo, Boyolali. Karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, Jon Koplo tak bisa berangkat bareng rombongan siang harinya. Malamnya ia menyusul sendiri dengan mengendarai sepeda motor menuju kaki Gunung Merapi yang dinginnya njekut itu.

Sampai di bungalo tempat kawan-kawannya ngumpul sudah pukul 22.00 WIB. Berhubung kedinginan dan kelaparan, tempat yang langsung dituju adalah meja makan. Sayangnya, karena datang terlambat, sayur gulai yang dihidangkan hanya tinggal kuahnya. Beruntung, di luar aula masih ada kambing guling yang sedang dipanggang di perapian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tanpa nggagas dangdutan yang digelar di dalam aula, Koplo langsung mengambil pisau dan ikut ngothot-othot daging mentah yang masih terpanggang itu. Tak mau kalah dengan teman-temannya, Koplo berusaha mendapatkan daging yang lebih banyak. Dalam sekejap, segumpal daging berlemak sudah ia dapatkan, lalu disunduk dengan bilah bambu dan dibakarnya.

Dasar cah nggragas, karena sudah tidak sabar, daging yang masih kemebul itu dilahapnya. Huenak tenaaannn…! Rasanya pedhes-pedhes sajak piye meskipun bumbu kambing guling tidak pakai lombok.

Saking dinginnya udara di lereng Merapi itu, Koplo tak merasakan sesuatu yang berubah pada bibirnya hingga menjelang pulang esok harinya. Namun ketika perjalanan sudah sampai di daerah Kartasura, Koplo baru merasakan panas. Bukan hanya panas udaranya, namun juga panas di bibirnya dan lidahnya. Dan ketika ia melihat wajahnya di depan kaca spion, badalaaa…! Koplo kaget bukan main. Ternyata bibirnya yang seksi itu berubah jadi mlonyoh!

Alhasil, hingga beberapa hari Koplo tak bisa menggosok gigi. Hi-hi-hiii…

Angga Septiandaru, Karangasem RT 001/RW 008 Laweyan, Solo.