SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

SLEMAN—Biaya politik mahal korupsi marak di Indonesia.Fenomena yang belakangan kian nampak jelas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku prihatin dengan penetapan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum sebagai tersangka dalam kasus pembangunan pusat olahraga di Bukit Hambalang Bogor. JK berkilah penetapan ini baru berkisar sangkaan, belum tentu Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu bersalah.

Ekspedisi Mudik 2024

Korupsi disebut JK dapat terjadi karena banyak hal, seperti kemauan ingin cepat kaya sampai mahalnya ongkos di Indonesia. “Pemilu begitu mahal dan waktunya panjang. Parpol akhirnya berusaha cari modal. Saat terpilih, terpaksa membayar utang dengan cara seperti ini,” jelas JK saat ditemui dalam kunjungan ke UGM, Sabtu (23/2/2013).

Pengalaman ini, sambung dia, dapat menjadi pelajaran bagi pemerintah. Yakni menciptakan sistem demokrasi yang efisien atau pemilu murah dan transparan. Baginya kejadian yang menimpa Anas dapat terjadi pada partai politik (parpol) manapun. Sebab ketua parpol punya kewenangan dan pengaruh melakukan berbagai macam tindakan.

Proses hukum yang sedang dijalani Anas diharapkan fokus pada membersihkan Indonesia dari KKN. Bukannya berusaha menghukum Anas secara beramai-ramai. Pemimpin muda, sambung JK, selayaknya dapat bekerja keras membangun visi dan tidak mudah termakan keinginan menjabat secara cepat.

“Tidak semua pemimpin kita jelek. Yang selama ini diberitakan tidak lebih dari 10 nama. Jangan pesimistis dengan mengatakan negara kita penuh koruptor,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya