SOLOPOS.COM - Ilustrasi nonton bokep saat susah tidur. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Sebelum menyebut seseorang kecanduan nonton video bokep, cek terlebih dahulu orang tersebut berada di level yang mana? Semakin tinggi angkanya, tentu semakin parah tingkat adiksinya.

Sekali pun membantah kecanduan, aktor Jefri Nichol mengakui melihat film dewasa saat dirinya susah tidur. Namun seberapa sering atau sebanyak apakah frekuensinya, hal itu tidak terungkap.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Nah, bagi kalian yang hobi nonton bokep saat susah tidur seperti Jefri Nichol, cek terlebih dahulu kalian berada di level kecanduan yang mana ya? Semakin tinggi angkanya, tentu tingkat adiksinya semakin tinggi.

Berdasarkan survey yang dilaksanakan Kemenkes tahun 2017 sebanyak 94% siswa pernah mengakses konten porno yang diakses melalui komik sebanyak 43%, Internet sebanyak 57%, game sebanyak 4%, film/TV sebanyak 17%, media sosial sebanyak 34%, majalah sebanyak 19%, buku sebanyak 26%, dan lain-lain 4%.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Jefri Nichol Ngaku Selalu Nonton Bokep Saat Susah Tidur

Pornografi sendiri merupakan sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitas seksual yang melanggar norma kesusilaan (UU No. 44 Th 2008 tentang pornografi). Sudah menjadi rahasia umum bila pornografi dapat menimbulkan kecanduan, candu pornografi menjadi salah satu isu serius di seluruh dunia, termasuk indonesia.

Mengutip laman RSUP Dr. Sardjito, Kamis (19/5/2022), tingkat kecanduan pornografi menurut Skinner 2005 dibagi menjadi :

Level 1 : Melihat pornografi sekali atau dua kali setahun, paparan sangat terbatas
Level 2 : Beberapa kali setiap tahun tetapi tidak lebih dari enam kali, fantasi sangat minimal
Level 3 : Mulai muncul tanda kecanduan, sebulan sekali, mencoba menahan diri
Level 4 : Mempengaruhi fokus untuk tugas sehari-hari, beberapa kali dalam sebulan
Level 5 : Setiap minggu, berusaha keras untuk berhenti, namun mulai mengalami gejala withdrawal
Level 6 : Setiap hari untuk memikirkan pornografi, menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan
Level 7 : Perasaan ketidakberdayaan dan keputusasaan bila tidak melihat pornografi, konsekuensi negatif

Baca Juga:  Jefri Nichol Bantah Kecanduan Menonton Bokep, Ini Penjelasannya

Seperti halnya narkoba, kecanduan pornografi juga mengakibatkan kerusakan otak yang cukup serius. Pornografi bukan hanya merusak otak dewasa tetapi juga otak anak. Kerusakan otak tersebut sama dengan kerusakan otak pada orang yang mengalami kecelakaan mobil dengan kecepatan sangat tinggi.

Kerusakan otak yang diserang oleh pornografi adalah Pre Frontal Korteks (PFC), bagi manusia bagian otak ini merupakan salah satu bagian yang paling penting karena bagian otak ini hanya dimiliki oleh manusia sehingga manusia memiliki etika bila dibandingkan binatang. Bagian otak ini berfungsi untuk menata emosi, memusatkan konsentrasi, memahami dan membedakan benar dan salah, mengendalikan diri, berpikir kritis, berfikir dan berencana masa depan, membentuk kepribadian, dan berperilaku sosial.

Baca Juga: Begini Cara Mengatasi Kecanduan Menonton Video Bokep

Awalnya saat melihat pornografi, reaksi yang ditimbulkan adalah perasaan jijik, hal ini terjadi karena manusia mempunyai sistem limbik, sistem ini pula yang mengeluarkan hormon dopamin untuk menenangkan otak, tetapi dopamin juga akan memberi rasa senang, bahagia sekaligus ketagihan.

Dopamin mengalir ke arah PFC, PFC menjadi tidak aktif karena terendam dopamin. Apabila dopamin semakin banyak maka seseorang akan timbul rasa penasaran dan semakin kecanduan melihat pornografi, namun untuk memenuhi kepuasan dan kesenangannya, seseorang akan melihat yang lebih porno / vulgar lagi untuk memicu dopamin yang lebih banyak. Karena terus dibanjiri dopamin, PFC akan semakin mengkerut dan mengecil dan lama-lama menjadi tidak aktif akibanya fungsi dari bagian otak ini semakin tidak aktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya