Jakarta–Bank Indonesia (BI) mengakui memanasnya konflik antara Korea Selatan dan Korea Utara bakal mempengaruhi perekonomian di kawasan Asia.
Karena itu BI dan Pemerintah memberi perhatian khusus mengenai konflik tersebut.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Deputi Gubernur BI Budi Mulya mengatakan konflik yang terjadi antara dua negara bersaudara tersebut pasti akan mempengaruhi ekonomi Indonesia khususnya dari sisi ekspor dan impor.
“Apapun itu kejadian di tingkat global menjadi concern Pemerintah dan BI, itu harus dilihat impact-nya ke ekspor kita dan impor kita. Ada ya pasti ada pengaruhnya,” tegas Budi saat ditemui di sela seminar Ikatan Bankir Indonesia (IBI) di Hotel Le Meridien, Jalan Sudirman, Jakarta, Rabu (24/11).
Dikatakaan Budi saat ini BI sedang mengkaji dan mempelajari sejauh mana dampak dari perseteruan di Korea ini terhadap ekonomi Indonesia.
Sebelumnya, ekonom Bank Danamon Anton Hendranata mengatakan memanasnya hubungan Korea Utara dan Korea Selatan akan berimbas pula pada pergerakan nilai tukar rupiah. Dalam beberapa hari ke depan, rupiah diprediksi akan menghadapi tekanan.
“Dalam sepekan ke depan, rupiah mungkin akan mengalami tekanan melemah terhadap Dolar AS dengan adanya ketidakpastian di Eropa serta munculnya ketegangan militer baru di Korea,” jelas Anton Hendranata.
Pagi ini rupiah dibuka langsung melemah ke level 8.990 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 8.985 per dolar AS. Sementara Bursa-bursa regional pagi ini langsung merosot akibat kekhawatiran memanasnya konflik duo Korea tersebut.
dtc/nad