SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pencurian Sapi (Dok/JIBI/Bisnis)

Ilustrasi Pembibitan Sapi (Dok/JIBI/Bisnis)

Ilustrasi Pembibitan Sapi (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, SOLO--Bank Indonesia (BI) Solo bakal mengembangkan sejumlah klaster yang ada di Soloraya.  Setelah klaster industri rotan Trangsan, tahun depan rencananya BI akan garap klaster pembibitan sapi di Boyolali dan klaster padi di Sragen.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Deputi Kepala Perwakilan BI Solo Bidang Ekonomi Moneter, Arif Nazaruddin, menyampaikan pihaknya sudah melakukan memorandum of understanding (MoU) dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali untuk mengembangkan klaster sapi tersebut. Sementara, MoU dengan Sragen terkait pengembangan klaster padi akan dilakukan pekan ini.

“Semuanya akan kami mulai di 2014,” kata Arif, kepada Solopos.com, Selasa (19/11/2013).

Terkait program pengembangan klaster sapi di Boyolali, Arif menjelaskan  upaya itu dilakukan agar kebutuhan sapi lokal mudah dipenuhi. Boyolali adalah salah satu wilayah di Soloraya yang punya potensi sapi besar. Hanya saja, jelas dia, dari survei nasional tahun ini telah terjadi penurunan yang drastis untuk populasi sapi.

“Dalam survei itu disebutkan bahwa jumlah populasi sapi di Jawa Tengah turun drastis, dari sebelumnya 25.000 ekor, tahun ini hanya 1.400 ekor.”

Kondisi ini, menurut Arif, telah signifikan memberikan tekanan terhadap inflasi Solo. Minimnya pasokan daging sapi dan akhirnya menimbulkan kenaikan harga daging sapi berdampak signifikan terhadap kenaikan inflasi. “Daging sapi itu sering sekali menjadi pemicu inflasi. Jadi, tahun depan kami akan mengembangkan klaster sapi secara tersegmentasi.”

Pola ini diambil mengingat selama ini petani di Boyolali enggan mengembangkan pembibitan sapi dengan alasan waktu yang lama yaitu lebih dari satu tahun dan biaya yang lebih besar. “Tersegmentasi itu nanti artinya sapi akan dipelihara terus menerus oleh kelompok secara bergiliran. Misalnya tiga bulan pertama di kelompok pertama, tiga bulan selanjutnya di kelompok kedua dan seterusnya.”

Sehingga dalam jangka panjang pola ini bisa menambah populasi sapi di Boyolali. Sementara pengembangan klaster padi di Sragen dipilih karena Sragen adalah lumbung padi terbesar kedua di Jawa Tengah. Pihaknya berharap, dengan pengembangan ini akan terjadi peningkatan kapasitas produksi padi di Sragen. “Misalnya di satu klaster itu selama ini kapasitas produksinya rata-rata 8 ton per hektare, setelah program ini angka produktivitas ini bisa meningkat.”

Kalaupun secara produktivitas tidak bisa dinaikkan, maka BI akan berupaya untuk masuk ke sektor lain yang bisa dipenuhi oleh BI. “Misalnya, tentang banyaknya petani yang masih menjual hasil tanam dengan menggunakan sistem ijon dan mencari pembiayaan dari lintah darat. Nah, nanti akan kami coba masuk pada permasalahan tersebut dan kami tanggulangi bersama.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya