Solopos.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan ekonomi Indonesia pada tahun ini belum kembali normal, setelah diguncang oleh pandemi Covid-19 sejak 2020.
“Kalau perhitungan BI kita belum normal, belum pulih benar,” ujar Perry dalam acara Forum Group Discussion (FGD) dengan media, Rabu (23/2/2022) seperti dilansir Bisnis.com.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Pernyataan ini didasari dari perhitungan BI di sisi inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Inflasi Desember Solo Tertinggi Ke-3 Jateng, Cabai Rawit Biang Keroknya
Dari sisi inflasi, Indeks Harga Konsumen (IHK) masih berada di bawah 2 persen saat ini. Sementara itu, sasaran yang ditetapkan BI adalah 2%-4% pada tahun ini.
Kemudian, dari sisi pertumbuhan ekonomi, Perry mengungkapkan pertumbuhan ekonomi normal untuk Indonesia berada di kisaran rata-rata 5,1%-5,2% persen.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata mencapai 3,7 persen saat ini. Lantas, kapan ekonomi Indonesia kembali normal?
Baca Juga: Sinergi Kepemimpinan Global Jadi Upaya Pemulihan Ekonomi Indonesia
BI memperkirakan Indonesia baru mulai masuk ke arah normal kemungkinan kuartal III. “Baru mulai masuk normal. Tahun depan baru masuk normal, ukurannya dari pertumbuhan ekonomi ya,” lanjut Perry.
Dia memaparkan permintaan agregat saat ini meningkat. Tetapi, peningkatannya masih di bawah kapasitas outpout nasional, atau kesenjangan output-nya masih negatif.
Adapun, BI optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan mencapai kisaran 4,7 hingga 5,5 persen.
Sementara itu, Gubernur BI memastikan dampak dari risiko global ke stabilitas sistem keuangan dan eksternal Indonesia juga masih terbatas.