Harianjogja.com, JOGJA-Bank Perkreditan Rakyat (BPR) optimistis dapat mencapai target penyaluran kredit di tahun ini, meski dibayangi oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate.
Ketua Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) DIY Teddy Alamsyah mengatakan kinerja BPR di DIY masih tumbuh relatif stabil, meski kinerja perbankan saat ini cenderung melambat. “Secara umum BPR masih mengalami pertumbuhan. Ekspektasi kami bisa tumbuh sekitar 20 persen. Namun, melihat kondisi saat ini, paling tidak masih tumbuh sekitar 16 persen sampai 17 persen,” ungkap Teddy saat ditemui pekan lalu.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Data pertumbuhan kinerja perbankan yang dirilis Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY per September 2013 menunjukkan aset BPR DIY tumbuh 10,01% atau senilai Rp3,855 triliun. Sedangkan untuk pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) cenderung meningkat dengan angka pertumbuhan 8,46% atau mencapai Rp2,583 triliun.
Meskipun perbankan saat ini tengah mengalami perlambatan, kinerja BPR diklaim semakin membaik. Terutama pada penyaluran kredit yang tumbuh 14,48%. Per bulan September 2013, penyaluran kredit di industri BPR DIY mencapai Rp2,962 triliun.
“Melambatnya pertumbuhan perbankan ini memang dipengaruhi pelambatan ekonomi serta kondisi makro. Tapi yang paling utama adalah pengaruh dari kenaikan suku bunga acuan atau BI Rate,” jelas Teddy.
“Kenaikannya sekarang ini sudah sampai 7,5 persen. Kami masih mentolerir kenaikan ini, asal jangan sampai naik lagi di atas itu,” ujar Direktur Utama BPR Danangung Bhakti ini.
Teddy mengatakan, tren permintaan kredit terus mengalami pertumbuhan. Penyaluran kredit BPR DIY mengalami pertumbuhan 8,46%. “Selama BI Rate tidak naik lagi, kami yakin pembiayaan BPR masih bisa terus tumbuh,” imbuh Teddy.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
