SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, MALANG — Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi untuk wilayah Kota Malang dan Kota Probolinggo, Jawa Timur, di sepanjang 2019 akan berada di kisaran 3,5 ±1%.

Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Malang Jaka Setyawan, mengatakan proyeksi sebesar itu tetap mempertimbangkan potensi risiko ke depan, serta kontribusi positif kebijakan pemerintah pusat dan daerah dan koordinasi yang kuat antara pemerintah daerah dengan BI.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Karena itulah, KPw BI Malang tetap optimis realisasi Kota Malang dan Kota Probolinggo akan berada pada rentang 3,5+1% sesuai target inflasi 2019,” katanya saat dihubungi di Malang, Minggu (6/1/2019).

Jaka Setyawan menambahkan optimisme juga didasarkan pada fakta TPID Kota Malang senantiasa melakukan program stabilisasi harga, seperti rencana pembentukan BUMD, kerja sama perdagangan antardaerah serta kegiatan operasi pasar secara rutin oleh Bulog bersama Pemkot Malang.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang M. Sarjan mengatakan angka inflasi Kota Malang di 2018 termasuk inflasi yang berkualitas.

“Kalau dilihat komoditasnya sebenarnya inflasi Kota Malang itu berkualitas dan tidak apa-apa. Jadi inflasi adalah perubahan harga yang dikendalikan” ujarnya saat beraudiensi dengan Wali Kota Malang Sutiaji di Malang, Jumat (4/1/2019).

Komoditas penyumbang inflasi sepanjang 2018 seperti kontrak rumah, bensin, daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, sewa rumah, akademi/perguruan tinggi, sekolah menengah atas, rokok kretek filter, cat tembok, dan nasi dengan lauk.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pergerakan inflasi bisa diprediksi sehingga akan sangat bermanfaat bagi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang dalam melaksanakan tugasnya mengendalikan inflasi.

Pada Desember 2018, kata Jaka, Kota Malang mencatatkan inflasi sebesar 0,65% (mtm), dan 2,98% (yoy), atau secara bulanan relatif lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Tekanan Inflasi Kota Malang di akhir 2018 paling besar disumbang oleh kenaikan harga kelompok volatile food dan kelompok administered price sesuai dengan pola seasonalnya.

Komoditas penyumbang kenaikan inflasi volatile food terdiri atas telur ayam ras, mujair, daging ayam ras, bawang merah, cabai rawit sementara kenaikan kelompok administered price disebabkan oleh angkutan udara, rokok kretek, dan tarif kereta api.

Secara umum, kata dia, inflasi di Desember 2018 masih lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi bulanan periode Desember selama 5 tahun terakhir yang tercatat sebesar 1,07%. Namun laju inflasi dan inflasi tahunan Kota Malang masih lebih rendah dibandingkan dengan Nasional.

Komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi pada Desember 2018 adalah angkutan udara yakni sebesar 10,01% dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,230%. Selain itu kenaikan harga rokok kretek dan tarif kareta api juga terjadi kenaikan harga.

“Kenaikan angkutan udara dan tarif kereta api disebabkan oleh pola seasonal inflasi kota malang seiring dengan Natal dan libur akhir tahun, sedangkan kenaikan harga rokok disebabkan oleh penyesuaian harga berdasarkan kenaikan tarif cukai rokok,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya