SOLOPOS.COM - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memberikan sambutan saat Launching Buku Sejarah dan Heritage Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Solo di Grand Ballroom gedung Bank Indonesia, Solo, Seni (20/10/2014). Dalam kesempatan tersebut Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo juga menyerahkan bantuan program sosial Bank Indonesia. (ardhiansyah IK/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Bank Indonesia (BI) meluncurkan buku Sejarah dan Heritage Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo pada Senin (20/10/2014) di kantor setempat.

Peluncuran buku tersebut sebagai bukti sejarah perkembangan BI sebagai bank sentral dalam menunjang kegiatan ekonomi masyarakat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dalam buku ini ada tujuh bab yang akan menjelaskan transformasi perubahan De Javasche Bank [DJB] menjadi BI serta fungsi dan perannya bagi kegiatan perekonomian masyarakat selama ini,” ungkap Kepala Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral, Iskandar Simorangkir, dalam sambutannya saat peluncuran buku di lantai III Kantor Perwakilan BI Solo, Senin (20/10/2014).

Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan BI memiliki 12 gedung heritage yang tersebar di seluruh Indonesia.

Beberapa di antaranya masih digunakan sebagai kantor BI, tapi kebanyakan dijadikan sebagai museum yang memperlihatkan transformasi dan perkembangan serta fungsi BI sebagai bank sentral.

Tidak hanya menerbitkan dan mengedarkan uang, tapi BI juga berperan dalam pengambangan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, sebagai bukti sejarah, pihaknya meluncurkan buku dan melakukan koservasi terhadap gedung BI tersebut.

Menurut dia, gedung heritage BI ini berdiri sejak 1910 meski bank sentral sudah hadir di Solo sejak 1867. Pada awalnya, bank sentral bertugas untuk mencetak dan mengedarkan uang serta melayani kliring bank. Bahkan pada awalnya, DJB masih menyalurkan kredit kepada masyarakat. Namun setelah berubah menjadi BI pada 1953, BI seutuhnya menjadi bank sentral. Tugas BI pun bertambah dengan melaksanakan fungsi moneter dan pengawasan bank.

Dia menceritakan BI Solo sangat mendukung kegiatan ekonomi melalui kegiatan perdagangan, perkebunan dan industri. Bahkan saat ibukota negara dipindah ke Yogyakarta, kantor BI pernah dijadikan markas bagi Perdana Menteri Sutan Syahrir. Oleh karena itu, BI tidak hanya mendukung kegiatan ekonomi tapi juga perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Lebih lanjut, dia mengatakan gedung heritage BI tersebut ke depan akan dijadikan sebagai museum yang akan diresmikan pada pertengahan tahun depan. Hal ini karena saat ini baru pengerjaan eksterior yang selesai, sedangkan interior selesai pada triwulan pertama dan pengisian museum dijadwalkan selesai pada triwulan kedua tahun depan.

“Lantai satu biasanya akan dijadikan museum, lantai II untuk kegiatan BI dan lantai III untuk perpustakaan BI. Semua itu bisa diakses oleh masyarakat dan free,” terangnya.

Terkait biaya perawatan, Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, Ismet Inono, menyampaikan akan disiapkan anggaran khusus. Hal ini karena meski merupakan gedung heritage, bangunan tersebut tetap merupakan asset BI. Lebih lanjut, Perry mengatakan museum nantinya akan diisi dengan koleksi uang lama yang pernah dikeluarkan BI dan juga peraga perjalanan BI dari dulu hingga saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya