SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Bank Indonesia (BI) menilai, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini disebabkan karena tekanan krisis utang yang terjadi di Eropa terutama di Yunani. Krisis yang terjadi di Eropa membuat para pemodal mengalihkan aset-asetnya ke dalam dolar AS.

“Fenomena ini global. Tentu trigger oleh kejadian di suatu tempat, yaitu krisis terhadap pemerintah Yunani. Beberapa perkembangan terakhir dipicu oleh permasalahan bank di Spanyol, yang tengah terjadi pada currency rupiah, bukan dometsik, ini global yang terjadi di seluruh penjuru dunia,” ujar Deputi Gubernur BI Budi Mulya ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/5).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Budi mengatakan, pelemahan yang dialami oleh rupiah juga dialami oleh seluruh mata uang di Asia. “Jadi tolong dilihat perbedaan antara temporer sama sentimen dengan fundamental ekonomi,” jelasnya.

Ekspedisi Mudik 2024

BI pun tidak risau dengan pelemahan yang terjadi pada rupiah, sebab fundamental perekonomian Indonesia masih kuat. Demikian juga dengan fundamental ekonomi negara-negara di Asia.

“Kita tidak overreacting ini akan lama-lama, ini hanya temporer. Karena kita berada dalam konteks finansial global. Apa yang terjadi di suatu tempat terefleksikan ke tempat lain, sangat cepat,” imbuh Budi.

“Otoritas tetap wajib waspada atas kemungkinan terburuk. Kita selalu alert. BI khususnya akan konsisten untuk jaga rupiah, itu tugas BI,” tegas Budi.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya