SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Nilai tukar rupiah kini terus menguat terhadap dolar AS. Bank Indonesia (BI) kini terus berupaya menahan laju penguatan rupiah yang terlalu cepat agar tidak membuat eksportir menderita.

Hal tersebut disampaikan Pjs Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution yang ditemui di Gedung BI, Jakarta. “Kalau dilepas iya (menguat terus), tapi BI juga bisa berperan menahan supaya jangan terlalu kuat rupiahnya karena kalau terlalu kuat nanti eksportir kita menderita,” imbuh calon Gubernur BI ini, Jumat (25/6).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ia menjelaskan, pergerakan nilai tukar rupiah saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh keluar masuknya modal. Menurutnya, fundamental rupiah seharusnya bergerak pada kisaran 9.100-9.200 per dolar AS. Namun faktanya, rupiah bergerak pada kisaran 9.000-9.300-an per dolar AS. “Nah, sekarang ini rupiah 9 ribu berapa puluh, itu berarti harus modal nggak ada yang keluar. Malah kecenderungannya arus modal masuk,” ujarnya.

Pada perdagangan Jumat, rupiah dibuka melemah tipis ke level 9.075 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 9.060 per dolar AS. Namun mengenai berapa tepatnya posisi rupiah seharusnya, Darmin menolak menjawab dengan alasan agar tidak dimanfaatkan untuk spekulasi.

“Jangan gitu. Kalau kita bilang berapa yang kita tahan, itu akan dimanfaatkan para pemain yang ada di pasar. Itu menguntungkan beberapa gelintir saja,” imbuh mantan Dirjen Pajak itu.

dtc/ tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya