SOLOPOS.COM - Perajin Batik di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar, mempraktikkan proses membatik batik tulis khas Girilayu. (Istimewa-dok Camat Matesih)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW BI) Solo menyelenggarakan pelatihan Diversifikasi Produk untuk Paguyuban Batik Giriarum, Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar.

Pelatihan sekaligus pendampingan diversifikasi produk turunan batik ini menyasar 61 anggota Paguyuban Batik Giriarum dan dilaksanakan pada 4-6 0ktober dan 9-11 0ktober 2021.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pelatihan ini merupakan pelatihan seri ke-3 setelah sebelumnya dilaksanakan pelatihan Manajemen Keuangan Usaha dan Pribadi, serta pelatihan Peningkatan Jiwa Kewirausahaan.

Penyelenggaraan pelatihan-pelatihan untuk Paguyuban Batik Giriarum tersebut merupakan Program Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Berbasis Kelompok Subsistence yang diinisiasi Bank Indonesia. Mereka bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar dan Rumah Zakat sebagai mitra.

Baca Juga: Keunikan dan Pemasaran Digital Kunci Pengembangan Batik Karanganyar

Program UMKM ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kewirausahaan dan peningkatan literasi keuangan, sehingga masyarakat Girilayu dapat lebih mandiri karena saat ini sebagian besar masih menjadi penerima program bantuan sosial dari pemerintah.

Program UMKM Subsistence juga diterapkan di 8 wilayah se-Indonesia, termasuk di Karanganyar.

Penopang Ekonomi Nasional

Pelatihan kali ini memilih tema Diversifikasi Produk karena dinilai kontekstual dengan kondisi pasar saat ini. Batik tidak hanya memiliki nilai historis, namun juga memiliki nilai ekspor tinggi bahkan bertumbuh di masa pandemi Covid-19. Pertumbuhan nilai ekspor batik ini terutama pada produk batik yang didiversifikasi.

Baca Juga: Batik Tresno Dharma Karanganyar Unggulkan Desain Modern, Produknya Pernah Dibeli Orang Belgia Lho!

Berdasarkan potensi tersebut industri kerajinan dan batik menjadi salah satu sektor yang dapat menjadi penopang Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sehingga perlu mendapat dukungan dari pemerintah, otoritas, dan stakeholders.

Saat ini batik sudah berkembang pesat dengan adanya berbagai diversifikasi produk turunannya yang cocok dipakai dalam berbagai acara dan memiliki berbagai fungsi.

Karya-karya batik para perancang busana Indonesia tidak lagi hanya berupa kain atau baju perhelatan ritual, tetapi juga bisa dibuat menjadi koleksi busana yang cantik. Bisa juga dibuat pernak pernik atau aksesoris yang dikenakan masyarakat di antaranya sepatu, tas, dasi, hingga masker. Hal ini menjadikan pangsa pasar batik semakin luas dan dinamis.

Pelatihan dan pendampingan ini menggandeng Komunitas Pelangi Nusantara (Pelanusa) dari Malang.

Baca Juga: Asa Seribuan Pembatik di Desa Wisata Batik Girilayu Karanganyar Dongkrak Perekonomian

Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto, mengatakan potensi kunjungan wisatawan ke Karanganyar sangat besar. Apalagi situasi pandemi Covid-19 yang mulai kondusif. Peluang ini harus dimanfaatkan oleh UMKM di Karanganyar terutama melalui inovasi usaha sebagaimana pelatihan diversifikasi produk batik yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia Solo.

“Kami mengapresiasi kolaborasi dengan Bank Indonesia Solo dan akan terus dijaga terutama pada program UMKM subsistence sehingga masyarakat Girilayu bisa meningkat kesejahteraannya dan lebih mandiri.

Selain pelatihan, untuk mendorong pengembangan usaha seniman batik Girilayu, Bank Indonesia telah memberikan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa sarana prasarana produksi batik serta showroom sebagai sarana promosi dan pemasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya