SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Bank Indonesia (BI) Perwakilan Solo mendorong mengembangan potensi Situs Manusia Purba Sangiran sebagai bagian dari upaya meningkatkan devisa negara.

Berkenaan dengan itu, BI Solo menggelar focus group discussion (FGD) bersama para pelaku pariwisata di Museum Manusia Purba Klaster Krikilan, Sragen, Selasa (27/8/2019).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala BI Solo, Bambang Pramono, mengatakan pariwisata merupakan salah satu sumber penerimaan devisa yang diperlukan untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.

Beberapa cara untuk meningkatkan devisa dari sektor pariwisata ialah dengan mengurangi jumlah wisatawan domestik berlibur ke luar negeri atau mengundang wisatawan asing berkunjung ke Indonesia.

“BI punya kepentingan di sini [Situs Sangiran] karena keberadaan pariwisata itu kami pandang sebagai salah satu sumber penerimaan devisa,” ucap Bambang Pramono.

Bambang menjelaskan terdapat lima hal yang harus diwujudkan supaya Situs Sangiran bisa menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan asing. Lima hal itu adalah aksesibilitas, amenitas, dan atraksi (3A) serta promosi dan pelaku pariwisata (2P).

Saat ini, aksesibilitas menuju objek wisata Museum Sangiran di Sragen dianggap belum memadai karena tidak ada moda transportasi umum yang bisa mengantarkan wisatawan menuju lokasi.

Dari segi amenitas atau fasilitas bagi wisatawan, di Situs Sangiran sebenarnya sudah ada beberapa homestay, namun tak banyak wisatawan yang memanfaatkannya untuk menginap.

“Salah satu hal yang membuat wisatawan tidak lama tinggal di objek wisata itu karena tidak adanya dukungan atraksi sebagai hiburan. Atraksi ini bisa dibuat dengan melibatkan para pelaku wisata khususnya kelompok sadar wisata atau pokdarwis,” papar Bambang Pramono.

BI Solo akan memberikan pendampingan kepada pokdarwis untuk menciptakan destinasi wisata lain penyangga Situs Sangiran. Destinasi wisata lain ini diperlukan dalam rangka membuat para wisatawan lebih betah berlama-lama berada di Situs Sangiran.

Destinasi wisata lain itu bisa berupa pertunjukan seni budaya sesuai kearifan lokal yang dimiliki masyarakat setempat.

“Salah satu keluhan wisatawan setelah mengujungi Museum Sangiran itu tidak adanya kuliner yang khas dari wilayah setempat. Setelah saya tanya pedagang, makanan yang laris itu hanya Popmie. Ini karena tidak ada suguhan kuliner lain. Suguhan kuliner yang khas ini diperlukan untuk membuat wisatawan betah dan mau memutarkan uang di sini,” ucap konsultan UMKM BI Solo, Joko Purnomo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya