SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com)--Bank Indonesia (BI) mengungkapkan suku bunga kredit maupun deposito telah menunjukkan penurunan yang cukup besar seiring dengan suku bunga acuan bank sentral (BI-Rate). Bank sentral mencatat suku bunga deposito sudah berada di posisi 6,8% dari 10,7% di 2008.

Untuk suku bunga kredit khususnya kredit konsumsi telah menurun hingga 100 bps dari 15,8% di 2008 menjadi 14,8% per akhir Maret 2011.

Promosi Keren! BRI Raih Enam Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Demikian diungkapkan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono dalam Rapat dengan Komisi XI DPR-RI, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (23/5/2011).

“Suku bunga industri perbankan sudah cukup menunjukkan penurunan jika dibandingkan ketika terjadinya krisis global di tahun 2008,” ujar Hartadi.

Menurutnya, suku bunga perbankan memang menurun mengikuti BI Rate namun penurunan tersebut memang lebih lambat. “Jika dilihat suku bunga deposito per 2008 tercatat 10,75% kini per Maret 2011 mencapai 6,75% kemudian untuk suku bunga kredit konsumsi menurun dari 15,8% menjadi 14,8%,” kata Dia.

“Kemudian untuk suku bunga kredit modal kerja tercatat menurun dari 14,6% menjadi 11,7% diikuti oleh kredit investasi yang dari 14% menjadi 11,8%,” imbuhnya.

Suku bunga kredit yang menurun tersebut dalam perkembangannya telah mendorong permintaan masyarakat dan pelaku usaha terhadap kredit. Hartadi menjelaskan penyaluran kredit di 2010 mencapai Rp 1.765 triliun atau meningkat Rp 327 triliun atau 22,8% secara tahunan dibandingkan di 2009.

“Peningkatan penyaluran kredit ini masih berlanjut pada 2011, di mana per Maret 2011 sudah mencapai Rp 1.814 triliun atau tumbuh 24,6%,” terangnya.

Lebih jauh Hartadi mengungkapkan kredit perbankan terus tumbuh dan hingga April 2011 ini BI mencatat kredit perbankan telah mencapai 23,8%.

Di tempat yang sama Ketua Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) Gatot M Suwondo mengatakan suku bunga kredit perbankan sudah cukup murah.

“Cuma sektor riil yang belum mampu menyerap. Terbukti dari porsi kredit yang belum dicairkan (undisbursed loan) hingga Maret 2011 mencapai Rp 623 triliun atau tumbuh 12% dari Desember 2010,” katanya.

Gatot menegaskan perbankan sudah memfasilitasi kredit namun memang sektor riil belum menggunakannya.

“Masalahnya ada di infrastruktur dan masalah-masalah sendiri dalam industri tersebut bukan dari perbankan, bunga sudah murah,” tukasnya.

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya