SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Om Swastyastu
Om Ano Bhadrah Kratawo Yantu Wiswatah.

Bhakti yang dilandasi kasih sayang sejati  akan menjadi Parama Prema Bhakti,  dengan  menyerahkan diri sepenuhnya ke hadapan Sang Pencipta. Demikian juga jalan bhakti penyerahan diri yang disebut Prapatti Bhakti. Melalui jalan inilah manusia membuat berbagai simbol sebagai mediasi penghubung kepada Sang Pencipta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hidup manusia tidak selamanya manis, enak dan menyenangkan, tetapi terkadang mengalami pasang surut. Seseorang yang tidak memiliki pegangan akan terhempas dalam penderitaan. Hidup dan kehidupan semestinya dinikmati seperti peselancar yang mahir, riang meniti, walau sesekali tergulung ombak.

Ajaran  Weda diturunkan oleh Sang Hyang Widhi sebagai ajaran agama serta  pegangan hidup dan kehidupan manusia. Seseorang yang memiliki pegangan jelas tidak akan khawatir dalam meniti kehidupan. Agama membimbing manusia bagaimana seharusnya hidup bagaimana meniti hidup, apa tujuannya, bagaimana merealisasikannya dan bagaimana bimbingan yang mengarahkan pada kesempurnaan.

Dalam kehidupan, banyak yang menjerumuskan manusia menuju jurang penderitaan seperti sifat Kama, Krodha dan Lobha ( keinginan, marah dan serakah ), dalam Bhagawad Gita XVI. 21  dinyatakan: “Trividham narakasyedam, dvaram nasanam atmanah, kamah krodhas tatha lobhas, tasmad etat trayam tyajet”. Artinya; Jalan menuju jurang penderitaan, yaitu keinginan yang berlebihan, amarah yang tidak pada tempatnya ( krodha ) dan ambisi/ serakah (lobha ) setiap orang harus meninggalkan  sifat-sifat ini buruk ini.

Ketiga sifat inilah yang cendrung menjerumuskan manusia pada penderitaan, seperti sekarang sedang ramainya pembicaraan tentang penggelapan pajak oleh berbagai oknum. Supaya tidak terlalu lama terlena oleh penderitaan seperti itu, hendaknya kembali pada ajaran agama seperti yang tercamtun dalam ajaran Weda dan susastra lainnya.

Pendidikan spiritual, moral dan etika, hendaknya semakin ditingkatan dan direalisasikan dalam kehidupan nyata, sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, baik dalam lingkungan keluarga lingkungan sosial maupun dalam hubungan dengan kehidupan berbagngsa dan bermasyarakat.

Ajaran Hindu bersumber pada Weda merupakan wahyu Tuhan. Bila sebagai umat melaksanakan dengan mantap mengikuti  semua ajarannya akan mendapatkan keharmonisan dan kedamian hidup. Justru akan mendapat berbagai pencerahan bathin sesuai dengan kehendak sang pencipta. Dalam Kitab Sarasamuscaya  ( 6 ) dinyatakan : “Apan ikang dadi wwang, uttama juga ya, nimittaning mangkana, wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara, makasadhanang subhakarma, hingganing kottamaning dadi wwang ika “ Artinya, Menjelama menjadi manusia adalah sungguh-sungguh utama, sebabnya demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sangsara, dengan jalan berbuat baik, demikian keuntungannya dapat menjelama  menjadi manusia.

Dalam ajaran Hindu diajarkan empat jalan untuk  mendekatkan diri kepada Tuhan yakni, Catur Marga antara lain : Bhakti Marga/ jalan kebhaktian, Karma Marga/ jalan kerja/perbuatan, Jnana Marga/ jalam pengetahuan kerohanian dan Yoga Marga/ menghubungkan diri kepada Tuhan. Dari keempat jalan ini Bhakti Marga merupakan jalan yang paling mudah dilaksanakan oleh umat manusia. Dari berbagai pelaksanaan Bhakti Marga, melaksanakan Puja Tri Sandhya, Sembahyang, dan  berdoa merupakan jalan sederhana dan mudah dilaksanakan oleh orang dengan tujuan  meningkatkan  kualitas Sradha dan Bhakti.

Tuhan bersabda yang dinyatakan dalam kitab suci Weda, siapa saja yang senantiasa  sujud dan bhakti kepada-Nya, akan diberikan apa saja yang diperlukan, akan dilindungi-Nya apa yang mereka miliki.  Bila kita senantiasa mampu mendekatkan  diri, maka ketentraman jiwa, kesejahteraan dan kebahagiaan akan dapat diwujudkan seperti yang dinyatakan dalam Bhagawad Gita XVIII. 65. sebagai berikut” Manmanah bhava madbhaakto, madyaji mam namaskuru, mam evaissyasi satyam te, pratijate priyo si me “ Artinya : Berpikir tentang  Aku senantiasa, jadilah penyembahku, bersembahyang dan berdoa kepada-Ku, dengan demikian, pasti engkau datang kepada-Ku. Aku berjanji demikian kepadamu, karena engkau sangat Aku kasihi.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat kita pahami bahwa sembahyang mesti kita lakukan karena Tuhan, menegaskan berpikir tentang Tuhan kita akan sampai pada Tuhan, berpikir kenikmatan kita akan sampai pada kenikmatan, berpikir penderitaan kita akan sampai pada penderitaan. Maka berpikir dan berbhaktilah kepada Tuhan, maka kedamaian dapat kita raih.

Om Sanhti-Santi-Santi Om.

Oleh I Nyoman Warta
Bimas Hindu kanwil Kementerian Agama DIY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya