SOLOPOS.COM - Seorang petugas berpakaian hazmat mengambil darah Kepala Satpol PP Sragen Heru Martono saat mengikuti rapid test di Swalayan Mitra Sragen, Jumat (22/5/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen mulai melakukan rapid test massal kepada warga dari berbagai kalangan di 20 kecamatan. Rencananya tes cepat massal dengan 2.500 unit rapid test dilakukan mulai Kamis (28/5/2020).

Ribuan unit rapid test tersebut dipesan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen dan sudah datang per Rabu (27/5/2020). Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengatakan besok petugas kesehatan bakal melakukan tes cepat secara acak kepada warga di 20 kecamatan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Pesanan rapid test 2.500 unit sudah datang hari ini. Besok, petugas akan menyebar di 20 kecamatan untuk rapid test warga dengan sistem acak,” terangnya kepada wartawan, Rabu (27/5/2020).

Adapun yang menjadi sasaran rapid test massal ini adalah warga di pusat keramaian. Nantinya mereka dipilih secara acak untuk menjalani tes cepat terkait infeksi virus corona.

“Sasarannya tempat-tempat keramaian. Bisa saja aparatur sipil Negara (ASN), pedagang, pembeli, atau warga yang sedang lewat di jalan kemudian dihentikan dan diambil darahnya untuk rapid test,” ujar Yuni.

Jahanam! Guru di Ponpes Bandung Ini 4 Tahun Cabuli Santrinya

Target 10.000 Orang Ikut Rapid Test

Bupati Sragen optimistis wabah virus corona di Sragen bisa dikendalikan dengan baik. Apalagi hasil sampel acak yang diambil dalam rapid test di tiga swalayan pada pekan lalu semuanya non-reaktif.

Yuni, sapaan akrab Bupati, tidak berpuas diri dengan hasil awal itu. Ia menargetkan bisa mengambil sampel 10.000 orang lewat rapid test massal di Sragen.

Bupati Yuni menginginkan rapid test massal itu diikuti semua kelompok masyarakat di Sragen secara merata dengan random sampling. Yakni mencakup kalangan petani, pemuda, pedagang, pembeli, sampai tokoh agama.

Semua itu dilakukan Pemkab Sragen, untuk mengetahui gambaran persebaran virus corona di Sragen secara komprehensif. Dia berharap semua sampel yang diambil di 20 kecamatan itu juga hasilnya non-reaktif.

Setelah diketahui gambaran Sragen secara komprehensif dan angka kasus Covid-19 bisa nol, maka status kejadian luar biasa (KLB) atau kegawatdaruratan Covid-19 bisa dicabut.

Tempat Ibadah Segera Dibuka Lagi, Menag: Presiden dan Wapres Rindu Berjemaah

The New Normal

Yuni menyampaikan kasus positif Covid-19 di Sragen tinggal sembilan orang setelah delapan orang dinyatakan sembuh per Selasa (26/5/2020). Dia yakin virus corona di Sragen bisa dikendalikan dengan catatan masyarakat tetap mentaati protokol kesehatan. Mulai dari memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan seterusnya.

Dia mengatakan hal itu menjadi kebiasaan baru atau the new normal seperti yang diserukan pemerintah pusat dengan tetap waspada terus menerus.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen mengambil swab untuk tujuh orang tanpa gejala (OTG) yang menghuni Gedung Sasana Manggala Sukowati. Uji swab juga dilakukan kepada empat orang yang hasil rapid test reaktif berdasarkan tracing yang dilakukan di wilayah Masaran, Sragen.

“Yang diambil swab hari ini ada 11 orang. Empat orang merupakan tindak lanjut dari tracing di Masaran,” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Sragen, dr. Sri Subekti.

Kisah Rio, Tertimpa Tembok Masjid Saat Gempa Bumi Guncang Jogja-Klaten 14 Tahun Silam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya