SOLOPOS.COM - Warga antre membeli serabi di Serabi Notosuman, Solo, Sabtu (18/7/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Asal usul resep Serabi Notosuman Solo ternyata berasal dari pasangan etnis Tionghoa bernama Hoo Ging Hok dan Tan Giok Lan.

Notosuman merupakan nama kawasan di Solo yang identik dengan salah satu cemilan legendaris khas Solo, serabi. Dari kawasan itulah asal usul Serabi Notosuman dengan cita rasa memikat sejak 1923. Dengan begitu, usia dari usaha Serabi Notosuman yang melegenda itu sudah mendekati satu abad.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Brand Serabi Notosuman yang kondang itu awalnya diambil dari nama jalan. Asal usul Serabi Notosuman itu memang kali pertama dibuka di Jl. Notosuman. Namun, kini nama Jl. Notosuman telah diubah menjadi Jl. Moh Yamin.

Baca Juga: Putut Gunawan Sumber Ilmu hingga Katalog Hidup Kuliner Soloraya

Ekspedisi Mudik 2024

Serabi Notosuman dibuat di dua tempat di jalan yang sama. Dua tempat produksi Serabi Notosuman itu masing-masing milik Lidia dan Handayani. Tempatnya saling berdekatan dan hanya berjarak beberapa langkah. Kios milik Lidia beralamat di Jl. Moh. Yamin No. 28 Solo, sedangkan milik Handayani di Jl. Moh. Yamin No. 49 Solo.

Keduanya merupakan keturunan dari sang perintis, pasangan dari etnis Tionghoa, Hoo Geng Hok dan Tan Giok Lan. Serabi Notosuman yang resepnya diwariskan Hoo Ging Hok dan Tan Giok Lan kepada kedua pelestari penganan khas itu terbuat dari tepung beras, santan, gula pasir, garam, pandan, dan air.

Dibuat Tanpa Sengaja

Tabloid Nova edisi 24 September 2000 mengisahkan Ny. Hoo Ging Hok adalah orang pertama yang membuat serabi di Kota Solo. Menariknya, serabi bikinan Hoo Ging Hok terkesan dibuat tanpa disengaja.

Kisah itu bermula saat tetangganya meminta dibuatkan apem untuk hidangan di acara selamatan. Karena apemnya terasa enak, para tetangga kemudian rutin memesan apem kepadanya. Dari situlah, Ny. Hoo Ging Hok mulai berjualan apem.

Suatu ketika, tetangga meminta Hoo Ging Hok membuat apem dengan bentuk berbeda. Dia meminta apem itu dibuat dengan bentuk lebih pipih.

Lantaran bentuknya yang berbeda dari biasa, orang tidak menyebutnya dengan apem, melainkan serabi. Di luar dugaan, apem berbentuk pipih dengan nama serabi itu ternyata lebih digemari daripada apem itu sendiri. Hingga akhirnya, Hoo Ging Hok memilih berjualan serabi.

Baca Juga: Kuliner Solo, Memanjakan Selera Harus Tahu Batas

Meskipun bersumber dari catatan resep yang sama, ada perbedaan antara kedua produk Serabi Notosuman itu yakni pada warna kardus yang digunakan untuk mengemasnya. Warga Solo menyebut Serabi Notosuman Ny. Lidia sebagai serabi bungkus hijau. Sedangkan, serabi Ny. Handayani kondang dengan sebutan serabi bungkus oranye.

Pada awalnya, Serabi Notusuman disajikan sesuai bentuk aslinya selepas dimasak. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Serabi Notosuman biasa disajikan dengan digulung dan dilapisi dengan daun pisang sebelum dikemas dengan kotak karton.

Serabi Notosuman, menawarkan dua rasa, yaitu serabi orisinal yang mengedepankan rasa gurihnya santan dan serabi rasa cokelat. Serabi orisinal tanpa tambahan perasa, sementara serabi rasa cokelat dibubuhi taburan meses cokelat.

Baca Juga: Rekomendasi Jajanan yang Bisa Dijadikan Oleh-Oleh Khas Solo

Serabi Notosuman dinikmati tanpa dibubuhi kuah, inilah yang membedakan sajian Serabi Notosuman dengan serabi di sejumlah kota lain di Indonesia.

Cara membuat serabi cukup sederhana. Adonan tepung beras, santan, gula pasir, garam, pandan, dan air dicetak dalam wajan kecil dan ditutup hingga mekar. Butuh waktu kurang lebih tiga menit. Pengunjung dapat melihat langsung pembuatan Serabi Notosuman itu di lokasi.

Serabi Notosuman dijual dengan hidangan yang selalu baru. Cita rasa memikat serabi yang gurih itu tercipta dari santan yang kental sebagai bahannya. Namun, Serabi Notosuman hanya dapat dinikmati hingga 24 jam sejak dimasak. Ini karena Serabi Notosuman dibuat tanpa bahan pengawet. Demikian asal usul Serabi Notosuman yang cukup melegenda dari Kota Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya