Hikmah-ramadhan
Kamis, 23 April 2020 - 07:00 WIB

Berusia 5 Abad, Mushaf Alquran Peninggalan Kesultanan Demak Dipamerkan di Masjid Al Falah Sragen

Muh Khodiq Duhri  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direktur Masjid Raya Al Falah Sragen, Eko Wijiyono, menunjukkan mushaf Alquran yang diperkirakan peninggalan masa kejayaan Kesultanan Demak, Rabu (22/4/2020). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN - Sebuah mushaf Alquran berukuran jumbo menarik perhatian jemaah Masjid Raya Al Falah Sragen, Rabu (22/4/2020). Dalam posisi terbuka, mushaf bertuliskan tangan itu memiliki dimensi panjang 140 cm, lebar 100 cm dan tebal sekitar 15 cm. Mushaf itu diletakkan pada sebuah etalase kaca dengan kerangka yang terbuat dari kayu jati.

Mushaf itu ditulis dengan khat tsuluts. Beberapa bagian ditulis dengan khat diwani. Beberapa bagian ayat ditulis dengan tinta emas, termasuk surat Al Fatihah yang berada di bagian pembukaan. Mushaf Alquran ini tidak menyertakan nomor ayat. Hanya simbol titik (.) yang dipakai untuk memisahkan antarayat.

Advertisement

NASA Bakal Bikin Oksigen di Bulan, Bahannya Emas!

Namun, semua ayat dalam mushaf itu sudah berharakat sehingga memudahkan orang untuk membacanya. Sampul mushaf ini masih berupa kulit yang cukup tebal.

Advertisement

Namun, semua ayat dalam mushaf itu sudah berharakat sehingga memudahkan orang untuk membacanya. Sampul mushaf ini masih berupa kulit yang cukup tebal.

"Mushaf ini merupakan wakaf dari Pak Seto Nugroho, warga Candi Baru, Plumbungan. Mushaf ini baru tiba di Masjid Raya Al Falah kemarin [Selasa] sore pukul 16.00 WIB. Mushaf dibawa dengan mobil, sementara etalasenya dibawa menggunakan pikap,” jelas Direktur Masjid Raya Al Falah, Eko Wijiyono, saat ditemui Solopos.com, di lokasi, Rabu (22/4/2020).

Sudah lebih dari 40 tahun, mushaf Alquran berukuran jumbo itu disimpan di rumah Seto Nugroho, 53, warga Candi Baru, RT 035/RW 02, Plumbungan, Karangmalang, Sragen. Mushaf Alquran yang diperkirakan dibuat pada masa kejayaan Kesultanan Demak di bawah pimpinan Sultan Trenggono (1521-1546) itu diwariskan secara turun temurun.

Advertisement

“Menurut penjelasan kakek saya, Mbak Parto Dikromo, yang juga seorang sentono dalem di Kasunaan Surakarta, mushaf itu dibuat terbatas jumlahnya. Konon hanya ada sembilan mushaf yang sama yang dibuat pada masa Kesultanan Demak. Kami diminta merawat mushaf itu. Mushaf ini hanya boleh dipegang oleh orang yang berkompeten," ucap Seto Nugroho kala berbincang dengan Solopos.com.

"Saya lihat, Masjid Raya Al Falah dikelola oleh manajemen yang baik sehingga saya tidak ragu untuk mewakafkan mushaf itu kepada masjid ini. Semoga mushaf itu lebih bermanfaat saat dirawat di masjid,” imbuhnya.

Daya Tahan Mushaf

Seto mengaku tidak tahu dari bahan apa kertas mushaf itu dibuat. Selama di rumah Seto, mushaf itu disimpan di atas lemari sebuah musala pribadi di rumahnya. Mushaf itu biasa dibaca oleh anak-anak yang mampir ke rumahnya. Satu hal yang membuat Seto heran adalah daya tahan mushaf tersebut.

Advertisement

“Di rumah saya sebenarnya ada rayap, tapi mushaf itu tidak pernah tersentuh rayap. Tulisannya juga tidak pernah pudar. Meski sudah tua, tulisannya masih enak dibaca. Kertasnya juga tidak keropos walau tidak ada perawatan khusus dari saya,” ucap Seto.

Jelang Ramadan, Harga Gula Pasir di Solo Tembus Rp19.000/Kg

Selama Ramadan nanti, mushaf Alquran itu akan dipamerkan di serambi Masjid Raya Al Falah Sragen. Pengurus takmir masjid berharap kehadiran mushaf berusia sekitar lima abad itu bisa menjadi sumber inspirasi bagi kalangan generasi muda.

Advertisement

“Orang-orang masa lalu sudah bisa membuat mushaf tulisan tangan, sebuah karya fenomenal yang bisa bertahan dengan baik hingga kini. Harapannya, ini bisa jadi inspirasi supaya generasi sekarang bisa menghasilkan karya yang fenomenal dan bisa dikenang oleh anak cucu di masa depan,” papar Eko.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif