SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KAKEK TERTUA---(Dari kanan ke kiri) Mbah Santi, 120, ditemani tetangganya, Mbah Merdi, 79, sedang membuat peralatan dapur dari bambu, tampir, di depan rumahnya, di Dusun Ngrombo RT 2, Desa Sunggingan, Miri, Jumat (25/11). (JIBI/SOLOPOS/Syahaamah Fikria)

Solopos.com–Jari-jemari penuh keriput laki-laki itu tampak lincah menganyam sayatan-sayatan bambu. Tak berapa lama jadilah sebuah alat dapur tradisional, tampir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Satu tampir jadi, ia ganti mengambil plastik lusuh berisi irisan daun tembakau kering, yang kemudian diracik menjadi rokok buatan sendiri.  Sambil menikmati udara pagi, ia menyeruput air teh dari cangkir seng dan memandang hamparan tanaman jagung nan menghijau di depan rumahnya.

Sepintas, semua gerak-gerik Mbah Santi, sapaan laki-laki itu, terlihat biasa saja, tak ubahnya dengan kakek-kakek lainnya yang tinggal di desanya, Dusun Ngrombo RT 2, Desa Sunggingan, Kecamatan Miri, Sragen.  Ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk bertani, merawat  ayamnya dan sesekali membuat peralatan dapur dari bambu, yang kemudian dibeli para tetangganya.

Tapi melihat semua aktivitas yang dilakukannya dengan lancar, siapa menyangka jika Mbah Santi merupakan kakek tertua di dareahnya dengan usia lebih dari 120 tahun.

“Saya tidak tahu persis kapan tahun kelahirannya. Wong dulu itu kan belum ada yang bisa nulis. Setelah ada Belanda masuk, baru ada yang bisa nulis. Tapi saat itu saya sudah dewasa. Pokoknya ya 120 tahun lebih. Saya sudah ngonangi berbagai zaman, mulai zaman ratu (Keraton Surakarta-red) sampai landa-landa (penjajahan Belanda-red),” tutur Mbah Santi  dengan dialek Jawa kental, saat ditemui Espos di rumahnya, Jumat (25/11/2011).

Dengan usia lebih dari satu abad itu, diakui Mbah Santi, dirinya tak pernah mengeluhkan sakit. Bicaranya masih lancar, hanya pendengarannya yang sedikit berkurang.  Memiliki tubuh sehat dan mandiri sangat disyukurinya karena di rumah kecil nan sederhana, berdinding bambu dan beralas tanah itu, dia hanya tinggal seorang diri.  Istrinya telah meninggal berpuluh tahun lalu dan anaknya ada yang merantau ataupun sudah meninggal.

Kakek yang memiliki lima anak itu juga masih lancar berjalan. “Mbah Santi sering jalan-jalan. Paling kalau jalannya agak jauh, baru dia membawa tongkat. Selama ini kami pun tak pernah melihat ia mengeluh sakit. Ia aktif melakukan apa saja, meski hanya tinggal seorang diri di rumahnya,” tutur tetangga dan juga temannya, Mbah Merdi, 79.

Saat ditanya tentang rahasia sehatnya, Mbah Santi pun hanya tertawa. “Banyak yang bertanya rahasia awet muda. Malah ada yang curiga saya pakai aneh-aneh, padahal wong bodho, tidak paham seperti itu. Setiap mau mandi saya selalu berucap, niat engsun adus esuk ben awet enom kaya genduk, niat engsun  adus awan ben awet enom kaya prawan, niat engsun adus sore ben awet enom kaya thole,” ungkapnya.

(Syahaamah Fikria)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya