SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, berbincang dengan pelajar seusai Audiensi Rohis SMA sederajat se-Kabupaten Wonogiri di Pendopo Rumah Dinas Bupati, kompleks Setda Kabupaten Wonogiri, Rabu (30/3/2022). (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI — Seperti kata-kata Presiden Soekarno yang terkenal, “berikan aku sepuluh pemuda maka akan ku guncang dunia.”

Itu pula yang dimimpikan Bupati dan Wakil Bupati Wonogiri, Joko Sutopo dan Setyo Sukarno, kepada pemuda di Kabupaten Wonogiri. “Guncanglah dunia dari Wonogiri,” ucap Bupati yang akrab disapa Jekek saat menjawab pertanyaan salah seorang pelajar SMA di Wonogiri, Rabu (30/3/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Puluhan siswa SMA sederajat di Kabupaten Wonogiri yang tergabung dalam organisasi Rohani Islam (Rohis) Kabupaten Wonogiri beraudiensi dengan Bupati dan Wakil Bupati. Maksud utamanya proteksi dampak media sosial dan radikalisme di kalangan pelajar.

Baca Juga : Bupati Jekek Mendadak Kumpulkan Pejabat Wonogiri, Ada Apa?

Saat sesi tanya-jawab berlangsung, salah seorang pelajar, Fauzi, memanfaatkan kesempatan bertanya kepada Bupati Jekek. “Apa keinginan Bupati terhadap pelajar?” tanya dia.

Jekek menjawabnya dengan mimpi besar, meniru perkataan Bung Karno kala itu. “Tapi pertanyaannya, sepuluh pemuda yang punya kualifikasi apa yang bisa mengguncang dunia? Sepuluh pemuda seperti apa yang bisa menorehkan tinta emas bagi Kabupaten Wonogiri?” tanya Jekek.

Ia mengharapkan hari ini dan ke depan akan lahir pemuda yang punya keahlian di bidang masing-masing. Guna mewujudkan mimpi besar itu Bupati Wonogiri membuat program beasiswa mahasiswa berprestasi (mapres).

Baca Juga : Imapres Lahir di Era Bupati Jekek, Begini Ceritanya

Program tersebut memberikan fasilitas kepada pelajar yang memiliki mimpi besar tapi terkendala biaya. “Misalnya, Sabrina ingin menjadi dokter tapi berasal dari keluarga tidak mampu. Atau Fauzi yang mempunyai kualifikasi baik, IQ tinggi, dan berpotensi masuk di jurusan kedokteran tapi tidak ada yang peduli,” imbuhnya mencontohkan.

Kenyataan itu membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri hadir. Jika tidak, lanjut Jekek, maka akan menjadi pintu masuk paham-paham lain yang tak sejalan, terutama radikalisme.

Menurut Jekek akar masalah radikalisme karena ketimpangan sosial. Meski begitu, ia mengklaim belum menemukan problem radikalisme yang menyasar pelajar atau pemuda di Kabupaten Wonogiri hingga sekarang.

Baca Juga : Skandal Seks Anak di Wonogiri, Jekek Ingin Ada Efek Jera

Jekek mengklaim perhatian Pemkab Wonogiri terhadap program pendidikan melalui program beasiswa mapres menjadi salah satu solusi menangkal radikalisme. Lebih lanjut, program tersebut ditujukan agar pemuda di Kabupaten Wonogiri menaruh mimpi setinggi-tingginya.

“Agar kalian menjadi profesional dan memberikan kontribusi sehingga dapat memberi perubahan. Karena, membuat perubahan maka akan tercatat menjadi sejarah,” ucap Jekek kepada pelajar yang hadir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya