SOLOPOS.COM - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Jalla bertemu Grand Syaikh Al-Azhar. (Istimewa)

Solopos.com, KAIRO — Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK, mengadakan kunjungan balasan ke Grand Syaikh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Thoyib di kantornya di Kairo, Rabu (5/10/2022).

JK disambut dengan hangat oleh GSA Prof. Ahmad Thoyib yang didampingi oleh wakilnya Syaikh Prof. Dr. Ad-Duwainy, Rektor Al-Azhar Prof. Dr. Salamah Daud, para Wakil Rektor, Direktur Pascasarjana, Sekjen Majma Buhus Islamiyah Prof. Nadhir Ayyadh, dan beberapa Penasehat Ahli GSA.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

JK menjadi host kunjungan GSA saat menjadi Wapres, yaitu pada 2006 kunjungan GSA Prof. Sayyid Tantowi; dan GSA Prof. Ahmad Thoyyib pada 2016 dan 2018 menjamunya di rumah dinas Wakil Presiden.

Dalam kesempatan silaturahmi itu JK kembali menyinggung hubungan persahabatan Indonesia dan Mesir, baik dalam level masyarakat maupun negara.

“Mesir negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia, hal ini menjadi catatan penting bagi sejarah bangsa Indonesia, persahabatan kedua negara perlu terus dipelihara dan ditingkatkan lagi,” ujar JK.

Baca Juga: DMI Siap Gelar Konferensi Internasional untuk Komunitas Masjid di ASEAN

JK juga menyinggung peran dan sumbangan penting Al-Azhar kepada bangsa Indonesia, yang menurutnya telah ada sebelum kemerdekaan, bahkan hingga kini, yaitu dengan ikut mendidik dan membina anak-anak bangsa Indonesia yang menimba ilmu di Al-Azhar.

Alumni-alumni Al-Azhar, imbuh JK, banyak yang menjadi tokoh ulama panutan, menjadi kiai di pesantren-pesantren, bahkan menempati posisi politik sebagai gubernur, menteri hingga presiden.

Hal itu ditimpali oleh GSA Ahmad Thoyib, menurut laporan data, dari sekitar 45.000 mahasiswa asing yang belajar di Al-Azhar, 11.000 di antaranya berasal dari Indonesia.

“Artinya, seperempat dari populasi mahasiswa asing di Al-Azhar adalah generasi muda Indonesia,” ungkap Thoyib.

GSA juga mengapresiasi mahasiswa Indonesia yang menurutnya selain memiliki keunggulan dalam akhlak dan sopan santun, mereka juga berprestasi secara akademik.

Baca Juga: Buya Syafii Maarif Tutup Usia, Jusuf Kalla Berduka

Dalam kesempatan itu, JK juga menyinggung semasa menjadi Wapres ia telah mendirikan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang didedikasikan sebagai sebuah pusat keunggulan ilmu pengetahuan untuk mendidik generasi muda dari semua bangsa-bangsa di dunia, seperti halnya Al-Azhar.

Maka, ia berharap agar Al-Azhar sebagai pusatnya ilmu keislaman menjadi rujukan penting bagi UIII.

“Saya berharap ke depan perlu ada hubungan yang lebih substansial antara Al-Azhar dan UIII untuk pengembangan kerjasama akademik yang mutualistis di antara keduanya,” pintanya.

Peningkatan hubungan Indonesia dan Mesir pada level goverment to goverment, menurut JK sudah bagus dan perlu terus ditingkatkan.

Namun, hubungan pada level organization to organization juga tak kalah pentingnya untuk didorong dan dikembangkan lagi. Seperti hubungan Al-Azhar dengan UIII, Al-Azhar dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia, dengan DMI, MUI, dan lain-lain.

Juga, tak kalah pentingnya, hubungan antara Al-Azhar dengan dunia pesantren di Indonesia. Selama ini input mahasiswa Indonesia yang belajar ke Al-Azhar adalah dari kalangan pesantren.

Rata-rata, setelah belajar di Al-Azhar mereka mengamalkan ilmunya di pesantren-pesantren itu, bahkan tidak sedikit yang menjadi pimpinannya. Maka, pesantren ini menjadi mitra strategisnya Al-Azhar.

Baca Juga: Buya Syafii Maarif Tutup Usia, Jusuf Kalla Berduka

Di akhir pertemuan, JK berharap kepada GSA agar Al-Azhar sebagai kiblat wasatiyyah dunia Islam perlu terlibat lebih aktif dalam upaya-upaya perdamaian dunia baik secara regional maupun internasional.

Kunjungan JK ke GSA didampingi oleh istri Ibu Mufidah, Duta Besar RI di Kairo Lutfi Rauf, Wakil Ketua Umum DMI Komjen Purn Syafruddin, Rektor dan Wakil Rektor UIII Prof. Komaruddin Hidayat dan Prof. Jamhari, Sekretaris MWA Universitas Hasanuddin Makassar Prof. Indrianti Sudirman.

Kemudian Pimpinan Pondok Modern Tazakka Batang KH. Anang Rikza, Ph.D,, Wasekjen MUI Habib Dr. Ali Bahar, Irjen Pol Awal Chaeruddin, Atdikbud Prof. Bambang Suryadi, serta Wasekjen DMI KH. Anizar Masyhadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya