SOLOPOS.COM - Petugas Puskesmas Kebakkramat II mengecek rumah warga yang diduga meninggal akibat leptospirosis di Ngigoh RT 002/ RW 004, Alastuwo, Kebakkramat, Karanganyar Senin (3/2/2020). (Istimewa/ Puskesmas Kebakkramat II)

Solopos.com, KARANGANYAR - Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar memastikan warga yang meninggal di Kebakkramat karena terjangkit leptospirosis. Hal ini membuat korban meninggal karena leptospirosis di Karanganyar bertambah menjadi tujuh orang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKK Karanganyar, Katarina Iswati, mengatakan tujuh warga Karanganyar terjangkit penyakit leptospirosis di awal tahun 2020. Dari ketujuh warga tersebut, lima diantaranya berujung meninggal dunia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Proyek Flyover Purwosari Dimulai, Waspadai 7 Lokasi Rawan Macet di Sukoharjo Ini

“Kemarin itu kan masih ada enam kasus dan baru saja terakhir ada tambahan di Kebakkramat itu meninggalnya karena leptospirosis juga. Jadi sekarang data yang masuk ke kami total ada tujuh kasus dan lima orang meninggal dunia akibat penyakit itu,” ujar dia kepada Solopos.com, Rabu (5/2/2020).

Menurut Katarina, lima warga yang meninggal tersebar di beberapa kecamatan seperti di Kaling, Tasikmadu; Gawan, Colomadu, Tuban dan Wonorejo, Gondangrejo; dan Kebakkramat. Selain itu, dua warga lainnya yang terjangkit leptospirosis di Colomadu dan Jaten sudah dinyatakan sembuh dan beraktifitas normal kembali.

“Masih hidup dua, mereka sudah pulang dari perawatan dan pulih,” imbuh dia.

Foto Samsung Galaxy S20 Bocor, Kok Mirip Iphone?

DKK Karanganyar mengimbau warga untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat kepada masyarakat. Selain itu, penyelidikan epidemoloi juga dilakukan untuk menyelidiki lingkungan warga yang terjangkit penyakit itu.

“Musimnya memang seperti ini. Biasanya masuk dari luka yang terbuka pas menginjak sesuatu atau genangan air yang ada kencing tikusnya. Bakteri itu masuk lewat sana. Jadi kami lakukan penyelidikan epidemologi di wilayah yang sudah ada kasus meninggal,” beber dia.

Impor Disetop, Harga Bawang Putih di Sragen Tembus Rp55.000/Kg

Katarina menjelaskan untuk ciri-ciri awal leptospirosis bisa dikenali dengan gejala panas, diare, muntah, dan warna kulit serta mata yang menguning. Meskipun begitu, kepastian penyakit harus ditambah dengan pemeriksaan laboratorium.

“Gejalanya hampir mirip dengan penyakit lainnya. Makanya untuk memastikan harus cek lab. Bisa ke fayankes terdekat seperti dokter pribadi, puskesmas, atau rumah sakit,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya