Awan menghitam di ufuk barat yang mengisyaratkan bakal segera turun hujan. Cuaca mendung tersebut sering membuat warga di sepanjang drainase kampung di Jl Merapi, Teguhan, Sragen Wetan was-was. Mereka khawatir hujan bakal mengguyur wilayah Teguhan dengan durasi waktu yang cukup lama karena bisa bepotensi banjir. Maklum, wilayah Teguhan terletak di dekat bantaran Sungai Garuda yang sempat kebanjiran 2008 lalu.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Dewi, seorang warga setempat mengaku resah bila hujan deras mengguyur. Dia memastikan air drainase di depan rumahnya bakal meluap ke pekarangan dan nyaris naik ke teras rumah. Dia sudah berupaya melebarkan saluran air di depannya, tetapi tidak menjadi solusi saat musim penghujan.
“Setiap hujan deras, pasti air naik ke pekarangan. Saya harus menaikan celana atau rok saat harus melintas karena kedalaman air di atas mata kaki. Mendingan bila hanya air hujan saja. Air dari drainase itu berwarna kehitam-hitaman karena bercampur dengan limbah penduduk,” ujar Dewi saat dijumpai Solopos.com di kediamannya, Selasa (15/11/2011).
Menurut dia, setelah dicari penyembabnya ternyata sedimentasi di saluran air itu cukup tinggi. Lubang Gorong-gorong saluran tidak separuh untuk lewat air. Akibatnya arus air tersumbat di gorong-gorong itu dan akhirnya meluap. “Solusinya ya sedimentasi itu dikeruk. Kondisi drainase perkotaan ini terjadi bertahun-tahun dan tidak ada perhatian dari pemerintah. Padahal Jl Merapi ini merupakan jalan milik Pemkab Sragen, bukan jalan kampung,” tegasnya.
(trh)