SOLOPOS.COM - Pendeta Saifuddin Ibrahim mengumpulkan barang-barang bekas untuk dijual di Amerika Serikat, belum lama ini. (Youtube Saifuddin Ibrahim)

Solopos.com, JAKARTA – Sejak menjadi buronan Polri atas kasus penistaan agama Islam, Pendeta Saifuddin Ibrahim hidup di Amerika Serikat.

Di Negeri Paman Sam itu, Saifuddin Ibrahim hidup dengan bekerja sebagai pemulung.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Meski hidup sebagai pemulung, Saifuddin yang mantan ustaz masih konsisten mengunggah video-video penghinaan agama di kanal Youtube miliknya.

Tentang Saifuddin yang bekerja sebagai pemulung itu ia unggah sendiri di kanal Youtubenya dengan judul Jadi Pemulung di Amerika, Kumpulkan Botol. Video berdurasi tujuh menit itu ia unggah tiga pekan lalu.

Dalam video yang dilihat Solopos.com, Rabu (4/1/2023), Saifuddin yang mengenakan kaus biru berjaket hitam bersama seorang rekannya sibuk memilah-milah barang bekas.

Ada beberapa tong plastik untuk memilah barang-barang bekas yang dikumpulkan Saifuddin dari memulung.

“Botol susu dipisah, Abi. Itu yang plastik disendirikan,” ujar rekan Saifuddin yang memvideokan aktivitas mereka.

“Oke Saudara-saudara, walaupun hidup di negeri orang kita harus terus maju meskipun jadi pemulung. Saya adalah pemulung jiwa-jiwa di mana pun saya berada,” ujar Saifuddin di akhir video.

Pendeta Saifuddin Ibrahim berstatus sebagai buronan Polri sejak April 2022 lalu.

Ia ditetapkan sebagai tersangka penodaan agama setelah meminta Menteri Agama RI menghapus 300 ayat di dalam Alquran karena dinilai menjadi sumber kekerasan.

Meskipun membuat marah banyak orang, hingga saat ini Saifuddin yang mantan ustaz itu belum diproses hukum.

Saifuddin belum diproses hukum karena saat ini tinggal di Amerika Serikat.

“Abi sekarang ada di Amerika Serikat,” ujar salah satu anak Saifuddin, Saddam Hussein, seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube TVOne, Sabtu (26/3/2022).

Meskipun Saifuddin beralih keyakinan dari Islam ke Kristen sejak 2006, anak dan istrinya masih kukuh sebagai muslim.

Saddam Hussein mengatakan, kontak terakhir dengan ayahnya terjadi pada 20 Maret 2022.

Kala itu ia menginformasikan kepada ayahnya bahwa permintaan menghapus 300 ayat Alquran itu membuat heboh di Indonesia. Apa tanggapan Saifuddin?

“Abi cuek, tidak peduli, dan masih bikin konten-konten terus yang menyerang agama Islam. Tentu saja bagi kami ini sangat pedih,” ujar Saddam yang pernah perang terbuka dengan ayahnya di dunia maya terkait keyakinan agama.

Menurut Saddam, berpindah keyakinan agama merupakan hak setiap orang dan tidak boleh dilarang.

Namun ketika sudah berpindah agama lalu menyerang keyakinannya yang lama, itu dilarang.

Berdasarkan data Solopos.com, Saifuddin Ibrahim adalah seorang muslim yang berpindah keyakinan menjadi pemeluk agama Kristen pada tahun 2006 dan kemudian aktif sebagai pendeta.

Sebelum berpindah keyakinan, Saifuddin adalah pengajar di Pondok Pesantren Az Zaytun di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Pesantren ini merupakan usaha dari Yayasan Pesantren Indonesia (YPI), yang memulai pembangunannya pada 13 Agustus 1996.

Sikap Saifuddin Ibrahim yang menyerang agama Islam mendapat penentangan dari kalangan pendeta Kristen.

Tokoh Katolik Antonius Benny Susetyo mendesak aparat kepolisian segera menangkap Pendeta Saifuddin Ibrahim.



Menurut Romo Benny, sapaan Antonius Benny Susetyo, tindakan Saifuddin Ibrahim itu memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

“Kalau ini ya bertentangan dengan iman kristiani. Keimanan kristiani itu adalah mencintai sesamanya, tidak boleh menghujat, dan tidak boleh menghina agama orang lain. Nilai-nilai agama itu luhur. Karena itu saya sepakat dengan Prof Mahfud (Mahfud Md.) bahwa Saifuddin ini harus segera ditangkap dan diproses hukum,” ujar Romo Benny seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube TVOne, Minggu (27/3/2022).

Romo Benny menilai meskipun mengaku sebagai pendeta Saifuddin Ibrahim tidak punya kecakapan ilmu dan otoritas untuk menilai agama orang lain.

Menurutnya, untuk belajar kitab suci butuh waktu paling tidak 25 tahun. Sementara yang terjadi pada Saifuddin jauh dari kata ideal sebagai pemuka agama yang tahu ilmu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya