SOLOPOS.COM - Jajaran Forkopimcam Laweyan menggelar Operasi Yustisi dalam peringatan Hari Pahlawan di Simpang Tiga Faroka Solo, Selasa (10/11/2020) siang. (Solopos.com-Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO — Jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Laweyan menggelar Operasi Yustisi penegakan protokol kesehatan di Simpang Tiga Faroka Solo, Selasa (10/11/2020) siang.

Dalam operasi yustisi penegakan protokol kesehatan yang dipimpin oleh Kapolsek Laweyan, AKP Ismanto Yuwono, itu puluhan petugas membawa bambu runcing dan memakai ikat kepala merah putih sebagai tanda peringatan Hari Pahlawan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

AKP Ismanto saat dijumpai wartawan mengatakan peringatan Hari Pahlawan pada tahun ini dalam kondisi pandemi virus corona.

Obituarium Rahayu Supanggah: Sosok Kebapakan yang Kadang Keras Tapi Berhati Lembut

Sehingga, Hari Pahlawan kali ini dapat dijadikan momentum untuk mengingatkan masyarakat untuk tertib protokol kesehatan.

“Pertama kami mengingatkan bahwa hari ini adalah Hari Pahlawan dan semangat para pahlawan yang berjuang tanpa letih. Seperti para pahlawan dulu bersama-sama melawan penjajah, saat ini masyarakat dapat bersama-sama melawan virus corona dengan tertib prototol kesehatan,” papar dia mewakili Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak.

Ia menjelaskan dalam razia itu, petugas menemukan lima orang tidak memakai masker. Petugas lantas meminta lima orang itu untuk menyanyikan lagu kebangsaan usai diberi masker.

Tak Layani Tes Mandiri, Ini Lho Fokus Layanan Swab 7 Puskesmas di Karanganyar

Menurutnya, sejauh ini tren masyarakat menjalankan protokol kesehatan semakin meningkat. Namun, Operasi Yustisi tetap dilakukan agar masyarakat tidak lupa menjalankan protokol kesehatan. Dalam hal ini pemerintah fokus pada upaya preventif bukan penindakan.

Ismanto memaparkan salah satu RT di wilayah Kelurahan Bumi sempat dikarantina. Ia menjelaskan hal itu mendorong kepolisian untuk semakin mendisiplinkan masyarakat di lokasi-lokasi yang menjadi tempat berkumpulnya masyarakat.

“Di kampung kesadaran cukup tinggi, kami sudah mengecek ke kampung. Namun beberapa warga terkadang abai saat berkunjung dari rumah ke rumah. Mereka beranggapan kalau dekat, kami tekankan untuk tetap memakai masker. Apalagi Solo itu heterogen,” imbuh dia.

Teori Menara Penjara

Menurutnya, hingga saat ini ketika ada tamu datang berkunjung ke wilayah Kecamatan Laweyan tetap diminta melaporkan ke Ketua RT. Lalu, penghuni indekos baru diminta berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas setempat.

Rusak Parah, Penambalan Jalur Evakuasi di Klaten Menunggu Lelang

Ia menjelaskan setiap hari minimal lima kali di Kecamatan Laweyan digelar Operasi Yustisi. Ia menyebut dalam teori menara penjara, masyarakat akan merasa terus diawasi sehingga kedisiplinan protokol kesehatan tetap terjaga.

“Operasi pagi hari juga menguntungkan anggota karena terpapar sinar matahari. Semoga imun anggota tetap terjaga. Hingga saat ini tidak ada kesan negatif saat razia, ini demi kebaikan,” ucap Ismanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya