SOLOPOS.COM - Menteri BUMN Erick saat menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Pertamina Group dengan perusahaan Eropa Trafigura di London, Inggris, Jumat (30/9/2022), (Istimewa)

Solopos.com, LONDON — Pertamina Group yang terdiri atas Kilang Pertamina Internasional (KPI), Pertamina International Marketing dan Distribution (PIMD), dan Pertamina International Shipping (PIS) memasok green diesel component (GDC) atau komponen/bahan baku biodiesel di pasar Eropa yang saat ini belum dapat terserap oleh pasar domestik.

Hal ini mendapatkan apresiasi dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Erick menyampaikan new and renewable energy atau energi baru terbarukan (EBT) ini memiliki keunggulan ramah lingkungan dan kualitasnya lebih baik dari biodiesel konvensional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Bahan baku biodiesel ini umumnya dari virgin vegetable oil, namun dapat juga menggunakan used cooking oil (UCO) dan waste residue dari animal fat,” ujar Erick saat menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Pertamina Group dengan perusahaan Eropa Trafigura di London, Inggris, Jumat (30/9/2022), sebagaimana dalam siaran pers yang diterima Solopos.com.

Erick mengatakan permintaan GDC di Uni Eropa terbagi dalam dua kategori yakni base CPO sekitar 150.000 metrik ton per tahun dan base UCO 300.000 hingga 500.000 metrik ton per tahun.

Ekspedisi Mudik 2024

Trafigura telah menyampaikan ketertarikan dalam membeli GDC Pertamina Group “Trafigura bahkan telah lebih dulu melakukan pembelian ke Pertamina Group. Perjanjian ini dilakukan agar penjualan GDC bisa berjalan secara long term,” ucap Erick.

Baca Juga: Jadi Produsen Biodiesel Terbesar, Indonesia Bertekad Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Erick Thohir menyebut potensi konsumsi FAME & bahan baku biodiesel Eropa akan terus meningkat seiring target European Renewable Energy Directive (RED II) untuk penggunaan energi terbarukan pada 14 persen di sektor transportasi seluruh Eropa di 2030 atau naik dari target RED I yang sebelumnya sebesar 10 persen.

Erick mengatakan bahan baku UCO lebih disukai karena mekanisme penghitungan ganda di Eropa.

“Sedangkan palm oil tertekan karena beberapa negara Eropa melarang penggunaan bahan baku palm oil dalam jangka panjang, di mana salah satu target RED II adalah pelarangan penggunaan GDC berbasis palm oil di Eropa,” ucap Erick.

Baca Juga: Sulap Jelantah Jadi Sabun dan Biodiesel, Solusi Jitu Kurangi Pencemaran

Erick berharap penetrasi pasar GDC tidak berhenti di sini. Dia meminta Pertamina Group terus membuka peluang untuk meningkatkan penetrasi dalam menjadi pemain GDC di kancah internasional.

Menurut Erick, ketertarikan perusahaan Eropa memberikan bukti bahwa kualitas GDC KPI mampu bersaing dengan perusahaan lain.

“Dengan besarnya potensi yang ada di Eropa, bahkan Asia, ini menjadi kesempatan besar bagi Pertamina Group untuk terus memperluas jangkauan produk GDC,” kata Erick menambahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya