SOLOPOS.COM - Ilustrasi tsunami. (Freepik)

Solopos.com, WONOGIRI – Wilayah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, diprediksi menjadi salah satu yang terdampak tsunami. Badan Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi tsunami hingga 29 meter akibat gempa bumi di wilayah pantai selatan Jawa Timur.

Jika bencana itu terjadi, maka dampaknya akan dirasakan warga Wonogiri, khususnya yang berada di wilayah pesisir. Oleh sebab itu masyarakat Kabupaten Wonogiri diharapkan meningkatkan kewaspadaan atas potensi tsunami tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti diketahui, Kabupaten Wonogiri merupakan daerah di Jawa Tengah yang wilayah selatannya berbatasan langsung dengan laut. Selain itu Wonogiri juga berbatasan langsung dengan wilayah Jawa Timur, yakni Kabupaten Pacitan, sehingga diperkirakan terdampak potensi tsunami ini.

Baca juga: Prediksi Dampak Tsunami 29 Meter Jika Terjadi di Wonogiri

Ekspedisi Mudik 2024

Hasil penelitian yang dilakukan Cahyadi dkk pada 2017 dalam Buletin Geografi Lingkungan bertajuk Tipologi Pesisir Kawasan Karst Kabupaten Wonogiri menyebutkan bahwa satu-satunya kecamatan di Wonogiri yang berlokasi di pesisir adalah Paranggupito. Wilayah lepas pantai Wonogiri termasuk pada zona seismic gap yang memungkinkan terjadinya gempa yang sangat besar sehingga kemungkinan terjadinya tsunami.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) seperti dikutip dari Detik.com, Minggu (6/6/2021), mencatat ada enam pantai di Kabupaten Wonogiri yang berpotensi terdampak jika tsunami terjadi. Keenam pantai tersebut berada di wilayah Kecamatan Paranggupito yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan wilayah Pacitan, Jawa Timur. Adapun enam pantai tersebut adalah Nampu, Waru, Kalimirah, Sembukan, Klotok, dan Dadapan.

Mengingat potensi bencana tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri rutin menggelar latihan penanggulangan bencana, khususnya di kawasan Paranggupito yang berada di pesisir pantai selatan.

"Sebagai langkah antisipasi, kami sudah menggelar gladi lapang penanggulangan bencana di pantai-pantai Paranggupito. Kami memaksimalkan pengetahuan dan kearifan lokal dalam mengantisipasi bencana tersebut. Salah satu contohnya adalah memperhatikan gejala tsunami yang ditunjukkan dengan fenomena menyusutnya air laut. Jika itu terjadi harus segera lari ke tempat yang tinggi," jelas Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto.

Baca juga: Tragis! 2 Santri Ponpes Sumberlawang Meninggal Tenggelam di WKO Sragen

Potensi Dampak Tsunami  

Berdasarkan peta zona kerentanan gerakan tanah Kabupaten Wonogiri, wilayah di Kecamatan Paranggupito masuk kategori zona kerentanan gerakan tanah rendah dan menengah. Hal ini setidaknya memberikan gambaran kerusakan besar yang akan terjadi jika wilayah Wonogiri disapu tsunami besar setinggi 29 meter.

Tsunami adalah adalah gelombang besar air yang disebabkan aktivitas di dasar laut. Tsunami biasanya didahului dengan gempa bumi yang berkekuatan besar dan terjadi secara mendadak.

Jarak antara bibir dengan permukiman penduduk di sekitar Pantai Nampu Wonogiri sekitar 500-600 meter. Kondisi itu diwaspadai meskipun permukiman penduduk terlindung oleh tebing-tebing pantai yang tinggi.

Apalagi berdasarkan sejumlah hasil penelitian mengungkapkan akses menuju kawasan pesisir pantai di Paranggupito, Wonogiri, cukup sulit diakses. Jalanan di wilayah tersebut cenderung sempit dengan kondisi kurang baik serta memiliki tikungan tajam dan tanjakan. Bahkan beberapa wilayah pesisir di Wonogiri tidak bisa diakses dengan kendaraan bermotor. Hal ini karena beberapa tempat hanya dapat  diakses dengan melalui jalan setapak saja.

Baca juga: Wow Ada Speed Boat Made In New Zealand di Rawa Jombor Klaten

Mengingat prediksi bahaya tersebut, warga di kawasan pesisir Wonogiri diminta untuk mewaspadai potensi tsunami dan gempa bumi. Jika bencana tsunami itu terjadi, maka dampak yang ditimbulkan akibat tsunami Wonogiri kemungkinan serupa dengan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 lalu.

Seperti diketahui, tsunami Aceh yang terjadi 17 tahun lalu merupakan bencana alam terbesar. Saat itu gelombang air laut yang diperkirakan memiliki ketinggian 30 meter dengan kecepatan 100 mps atau 360 km/jam akibat gempa berkekuatan M 9,3 meluluhlantakkan wilayah Aceh dan berdampak pada negara Thailand, India, hingga Sri Lanka.

Gempa bumi dan tsunami itu tercatat sebagai bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah. Bencana alam tersebut merenggut hingga 250.000 nyawa di 14 negara dan menenggelamkan sejumlah permukiman di pesisir pantai di Samudra Hindia.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya