SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Kereta rel listrik (KRL) rute Solo-Jogja ditargetkan beroperasi 2020 mendatang. Proses pengadaan KRL tersebut saat ini memasuki tahap lelang elektrifikasi.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah, Bram Hertasning, mengatakan upaya pengadaan KRL tersebut telah memasuki babak persiapan lelang untuk elektrifikasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pembangunan jaringan Listrik Aliran Atas (LAA) diharapkan bisa dimulai tahun ini dan KRL siap akhir 2020. “Kami sedang persiapan lelang. Tentunya yang kami lihat adalah nilai manfaatnya untuk masyarakat ke depan,” kata dia belum lama ini.

Dia mengatakan butuh persiapan matang untuk membangun jaringan KRL tersebut. Bahkan menurutnya ada beberapa komponen yang harus diimpor.

Jaringan KRL yang akan dibangun tersebut nantinya menghubungkan Stasiun Solo Balapan dan Stasiun Tugu Jogja. Bram menyebut panjang jalur tersebut sekitar 60 km. Relnya akan memanfaatkan yang sudah ada.

Kepala PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop VI/Yogyakarta, Eko Purwanto, menyebutkan KRL akan dipesan khusus. “Untuk kereta nanti disiapkan tersendiri. Kereta sudah disiapkan. Karena ini KRL tentu penggeraknya berbeda dengan yang sudah ada selama ini,” kata dia.

Eko berharap kehadiran KRL bisa meningkatkan kualitas pelayanan PT KAI kepada masyarakat. Selama ini penumpang KA jurusan Solo-Jogja atau sebaliknya difasilitasi dengan rangkaian kereta lokal Prambanan Ekspres (Prameks).

Di sisi lain dengan banyaknya peminat Prameks, tingkat keterisiannya juga tinggi. Manajer Humas PT KAI Daops VI/Yogyakarta, Eko Budiyanto,mengatakan sejauh ini KA Lokal Prameks selalu penuh penumpang.

KA Lokal tak pernah sepi lebih karena animo masyarakat yang sangat tinggi. Bahkan dia mengakui dengan tingginya animo masyarakat tersebut, kapasitas rangkaian KA lokal tidak bisa menampung semua masyarakat yang menginginkan naik KA lokal.

Masih banyak calon penumpang yang tidak bisa terangkut karena kereta selalu penuh. Dia mengapresiasi jika KRL Solo-Jogja benar-benar terealisasi. Keberadaan KRL diharapkan bisa meningkatkan daya angkut dan menampung para penumpang yang selama ini tidak bisa terangkut secara keseluruhan oleh KA lokal.

Menurut Eko, KRL memiliki banyak kelebihan dibandingkan kereta biasa. Mengenai kapasitas angkut penumpangnya tergantung berapa jumlah rangkaian yang akan ditarik.

“Tapi jelas kapasitasnya lebih banyak daripada Prameks yang ada sekarang. Kelebihan KRL itu bersih karena menggunakan tenaga listrik, lebih cepat karena begitu berhenti bisa langsung tancap gas dan tidak bising,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu (21/8/2019).

Sebelumnya beberapa warga berharap wacara pengadaan KRL untuk jalur Solo-Jogja atau sebaliknya bisa segera terealisasi. Mereka berharap moda transportasi tersebut bisa menambah daya tampung dan mengakomodasi peminat Prameks yang belum bisa tertampung, namun dengan harga yang tetap terjangkau.

“KRL kelihatannya sudah direncanakan lama. Menurut saya lebih enak dengan adanya KRL. Kami berharap KRL bisa segera terealisasi. Namun untuk tarif nantinya diharapkan tidak lebih mahal ketimbang tarif Prameks,” kata salah satu pelanggan Prameks, Krishna, kepada Solopos.com, Rabu (21/8/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya