SOLOPOS.COM - Warga Majenang, Sukodono, Sragen, mengangkat Arca Ganesha ke dalam truk di kompleks Kantor Disdikbud Sragen, Sabtu (25/1/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Warga Dukuh/Desa Majenang, Kecamatan Sukodono, Sragen, mengambil Arca Ganesha yang berada di tritisan Aula Disdikbud Sragen, Sabtu (25/1/2020). Arca itu diambil untuk dikembalikan ke Dukuh Majenang.

Bukan tanpa alasan, arca setinggi 1,5 meter itu diyakini sebagai Rara Udhu yang disabda wali menjadi arca. Arca itu dianggap menjadi bukti cikal bakal sejarah Dukuh Majenang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Arca tersebut semula berada di lahan milik warga setempat bernama Sugeng Riyadi, kemudian diambil pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen pada 2018 lalu.

Warga secara swadaya sudah menyiapkan tempat yang representatif untuk tempat Arca Ganesha tersebut. Pengambilan arca itu diizinkan pemangku kepentingan di Disdikbud Sragen dan atas sepengetahuan dari Pemerintah Desa Majenang serta Pemerintah Kecamatan Sukodono.

Seorang perwakilan pemuda Majenang, Himam Nasiudin, mengatakan, pengembalian arca itu dianggap penting untuk kepentingan penggalian sejarah Majenang. Dia mengatakan, Arca Ganesha itu merupakan tonggak sejarah bagi Dukuh Majenang karena ada temuan-temuan lain sebagai pendukung sejarah dukuh.

“Bahkan ada yang menyampaikan bila sejarah Majenang tertulis dalam kitab berbahasa Jawa Kuno yang disimpan di Cirebon. Kami memang belum mengetahui wujud kitabnya. Tetapi ada warga yang sudah melihat kitabnya. Selain itu ada juga peninggalan lainnya, seperti sumur tua dan seterusnya yang sezaman dengan arca itu,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disdikbud Sragen, Agus Endarto, menyambut baik inisiatif masyarakat yang mulai memahami identitas desanya dan sadar budaya serta sejarah. Dia melihat nilai positif yang dilakukan warga sebagai cerminan smart culture yang tumbuh di lingkungan Dukuh Majenang.

“Apa yang dilakukan warga sudah diketahui perangkat Desa Majenang dan Camat Sukodono. Kalau warga berinisiatif untuk mengambil berarti ada kesadaran kolektif untuk menjaga arca yang sekarang sudah tercatat sebagai benda cagar budaya itu,” terang Agus Endarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya