SOLOPOS.COM - Berlianagara Arrestiarsi Husodo (Garth Antaqona/JIBI/Harian Jogja)

Berlianagara Arrestiarsi Husodo (Garth Antaqona/JIBI/Harian Jogja)

JOGJA—Ide untuk bikin usaha bisa muncul dimana saja, bisa dari tulisan koran, saran teman, sampai pada situs jejaring jual beli di internet.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

Melalui web Kaskus, Berlianagara Arrestiarsi Husodo,25,  mendapatkan ide usaha untuk mengembangkan usaha peternakan dan jual beli Day Old Chick (DOC) ayam kampung dengan omzet Rp 100 juta disetiap bulannya

Menjalani usaha sebagai penyedia ayam kampung, Berli, sapaannya, tidak membutuhkan banyak modal disaat memulai usahanya. Ia hanya mempergunakan sebuah komputer serta jaringan internet sebagai media pemasaran. Seluruh peralatan yang ia dapatkan dengan harga tidak lebih dari Rp5jutaan ini menjadi sarana untuk berdagang.

Ia sudah mulai merintis usaha peternakan dan jual beli sejak masih kuliah. Awalnya pada 2008, Berli yang gemar browsing internet, terutama forum Kaskus. Disitu Berli membaca ada pengusaha dari Jakarta yang membutuhkan ayam kampung.

Pada saat itu, ia secara kebetulan dipertemukan dengan teman yang berternak ayam. Bersama dengan temannya, ia pesan dan kirim ke Jakarta. Namun dipertengahan awal berusaha,bukan keuntungan yang didapatnya, pengusaha tersebut hanya menipu. Berli sempat down karena mengalami kerugian hingga Rp 6 juta dengan 50 ekor ayam kampung yang sudah dikirim.

“Didalam usaha selalu ada risikonya, apalagi dalam usaha tanpa tatap muka. Jadi semua harus dilakukan secara hati – hati,”  kata Berli.

Sempat tertipu, l;antas membuat Berli semakin termotivasi untuk mandiri. Berli pun membuat web www.ayamkampungku.com. Di web ini, Berli berbagi pengalaman dan tips beternak ayam.

Dengan suntikan modal yang ia dapatkan dari beasiswa dari UGM, alumnus Kedokteran Hewan UGM 2010 ini mencoba untuk berusaha dengan cara yang berbeda.

Ia memanfaatkan kemampuannya dalam pemasaran dan memanfaatkan jaringan yang sudah terbentuk di dunia maya. Tak lama setelah web jalan, ia pun menjadikan rumahnya di Jalan Cendrawasih, Maguwo,Banguntapan Bantul sebagai kantor pusat Jogja Farm Group (JFG), usaha yang ia rintis.

“Saya membantu memasarkan peternak melalui media online. Mereka adalah mitra kerja saya,” tambahnya.

Ditempat tersebut, ia hanya mempergunakannya sebagai kantor. Sedangkan untuk memasok ayam dan juga kandang, ia percayakan kepada mitranya. Dari satu mitra, terus berkembang menjadi 5 dan kini sudah ada sekitar 50 mitranya, yang tersebar di Jogja,Bantul, Sleman,Klaten, Solo dan sekitarnya yang beternak DOC atau bibit ayam kampung.

“Dalam sebulan para mitranya ini bisa mengirimkan hingga 40 ribu DOC,” jelasnya.

JFG saat ini sudah memiliki jaringan distribusi ayam kampung hingga ke luar Pulau Jawa. Sedangkan untuk induknya, banyak pedagang di Jogja sendiri maupun Jakarta dan Bandung yang akan menampungnya.

beberapa tahun usaha berjalan, Berli mengaku jika sampai saat ini pihaknya kesulitan untuk memenuhi pesanan DOC maupun ayam kampung. Karena itu pihaknya masih sangat terbuka bagi yang ingin bermitra. Dengan menjalanan usahanya ini, omzet usaha Berli per bulannya mencapai Rp 100 juta. Hal itu tidak lantas membuatnya puas masih banyak hal yang ingin dikejarnya.

Banyak pemula yang datang ke tempatnya untuk belajar beternak DOC ayam kampung. Setiap yang datang membeli produk di JFG, nantinya akan diberikan modul yang berisi penanganan dari pemeliharaan hingga panen. Juga terdapat daftar obat dan vaksin yang aman digunakan.

Tidak jarang bagi yang sudah langganan juga meminta pakan dan akan dipotong saat panen nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya