SOLOPOS.COM - Sejumlah pejabat di Klaten melakukan panen perdana padi varietas Rojolele Srinuk di Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko, Selasa (23/11/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENRojolele Srinar dan Srinuk dinilai sangat layak untuk dikembangkan dan ditanam petani Klaten. Di sisi lain, Pemkab Klaten telah mengantongi hak perlindungan varietas tanaman (PVT) untuk varietas padi tersebut.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan penanaman sekaligus perawatan varietas padi itu relatif mudah dan tak jauh berbeda dengan variestas lainnya. Sementara, kualitas beras yang dihasilkan yakni beras premium dengan harga jual tinggi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Menjadi tantangan bagi kami untuk mengajak petani mau menanam varietas padi Srinar dan Srinuk,” kata dia, kepada Solopos.com, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga : Gempar! Seekor Kera Ekor Panjang Nyelonong Masuk Rumah Warga di Klaten.

Padi varietas Srinuk dan Srinar merupakan varietas hasil riset pemuliaan yang dilakukan Pemkab Klaten setelah menggandeng Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Penelitian dilakukan sejak 2013 lalu dan dinyatakan lolos sidang penilaian dan evaluasi varietas tanaman pangan dari Kementerian Pertanian pada 2019. Varietas padi itu mendapatkan rekomendasi untuk pelepasan varietas.

Penelitian dimaksudkan untuk mempersingkat usia tanaman rojolele hingga panen dari semula 150-155 hari menjadi sekitar 105 hari. Selain itu, penilitian ditujukan untuk memperpendek tinggi tanaman rojolele. Dari semula 146-155 sentimeter, tinggi tanaman rojolele hingga panen hanya sekitar 110 sentimeter.

“Padi Rojolele varietas Srinar dan Srinuk oleh Kementan sudah mendapatkan hak paten atau PVT,” kata Mulyani.

Baca Juga : Peningkatan Aktivitas Gunung Merapi Picu Hujan Abu di Wilayah Ini.

Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Lilik Nugraharja, menjelaskan luasan tanam padi rojolele masih terbatas dibandingkan luas tanam di Klaten. Kapasitas produksi benih masih terbatas. Saat ini luas tanam padi Rojolele Srinuk baru sekitar 116 hektare (ha).

“Bupati sudah menginstruksikan untuk menambah kapasitas produksi benih agar hasil produksi ini bisa dinikmati masyarakat secara umum dan lebih luas,” kata Lilik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya